loading...
Omar Yaghi menjadi pengungsi Palestina yang meraih Nobel Kimia. Foto/X@BerkeleyCDSS
WASHINGTON - Omar Mounes Yaghi, seorang ahli kimia yang dikenal sebagai pelopor kimia retikuler dan kerangka logam-organik (MOF), telah dinobatkan sebagai salah satu pemenang Hadiah Nobel Kimia 2025.
Komite Nobel menyatakan bahwa hadiah tersebut diberikan bersama kepada Omar Yaghi, Susumu Kitagawa, dan Richard Robson “atas pengembangan kerangka logam-organik,” material canggih yang digunakan dalam penyimpanan gas, penangkapan karbon, dan katalisis.
Para peraih Nobel akan berbagi hadiah sebesar USD1,2 juta.
Siapa Omar Yaghi? Pengungsi Palestina yang Meraih Nobel Kimia
1. Lahir dari Keluarga Palestina
Lahir di Amman, Yordania, pada tahun 1965 dari keluarga Palestina, Yaghi mendapatkan pengakuan global atas kontribusinya yang telah membentuk kembali ilmu kimia modern.
Saat ini beliau menjabat sebagai James and Neeltje Tretter Chair dalam bidang Kimia di University of California, Berkeley, menjabat sebagai ilmuwan fakultas di Lawrence Berkeley National Laboratory, dan merupakan direktur pendiri Berkeley Global Science Institute.
Yaghi adalah anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional AS dan Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Jerman Leopoldina.
Baca Juga: Pengungsi Palestina Omar Yaghi Menjadi Ilmuwan Muslim yang Meraih Nobel Kimia
2. Kuliah di Kampus Ternama
Melansir Al Arabiya, ia memulai studinya di Hudson Valley Community College di AS, menyelesaikan gelar sarjananya di University at Albany, dan meraih gelar Ph.D. dalam bidang Kimia dari University of Illinois di Urbana-Champaign pada tahun 1990.
Yaghi melanjutkan penelitian pascadoktoral di Harvard University (1990–1992) sebelum mengajar di University of Arizona (1992–1998), University of Michigan (1999–2006), dan University of California, Los Angeles (2007–2012).