loading...
Tahun 2025 menjadi panggung hegemoni Meta yang tak tergoyahkan, di mana Facebook, Instagram, dan WhatsApp secara kolektif menguasai konektivitas global. Foto: Meta
JAKARTA - Di tengah riuh rendah prediksi kematian media sosial konvensional, realitas data pada tahun 2025 justru melukiskan fenomena sebaliknya: sang raksasa biru, Facebook, menolak untuk tumbang.
Dalam lanskap digital yang kian sesak oleh algoritma video pendek dan pesan instan, platform besutan Mark Zuckerberg ini masih bertahta di puncak piramida konektivitas global.
Hegemoni Meta—induk perusahaan Facebook—terasa kian mencengkeram, menciptakan ekosistem digital yang seolah tak tertembus, sementara para penantang di sektor video dan pesan privat terus bergerilya mencari celah dominasi.
Berdasarkan data terbaru mengenai platform media sosial paling populer di dunia tahun 2025, Facebook mengukuhkan dirinya sebagai entitas paling berpengaruh dengan 3,07 miliar pengguna aktif bulanan (Monthly Active Users/MAU).
Trisula Maut Meta: Dominasi Tanpa Celah

Meta tidak hanya bergantung pada satu kaki. Ekosistem mereka mendominasi tiga posisi teratas secara mutlak. Tepat di belakang Facebook, Instagram dan WhatsApp berdiri sejajar, masing-masing mencatatkan 3 miliar pengguna aktif bulanan.
Fakta ini menegaskan strategi "kepung pasar" yang diterapkan Meta. Facebook menjadi alun-alun digital tempat segala interaksi sosial bermuara, Instagram memfasilitasi hasrat visual dan gaya hidup, sementara WhatsApp menjadi nadi komunikasi privat yang tak tergantikan. Belum lagi jika menghitung Messenger yang berada di posisi kedelapan dengan 942 juta pengguna. Secara kumulatif, produk-produk Meta menjerat miliaran manusia dalam jaring algoritma mereka, mulai dari narasi visual hingga percakapan rahasia.

















































