loading...
Warga melihat korban serangan Israel di pusat bantuan di Gaza. Foto/instagram
TEL AVIV - Kantor Media Pemerintah Gaza menuduh Israel melakukan “kejahatan mengerikan yang sengaja diulangi”. Kantor media itu mengatakan Israel telah memikat warga Palestina yang kelaparan ke pusat distribusi bantuan yang didukung Amerika Serikat (AS) dan kemudian menembaki mereka.
Jumlah korban tewas hari ini, 27 orang, menjadikan jumlah pencari bantuan yang tewas di lokasi bantuan di provinsi Rafah dan yang disebut Koridor Netzarim sejak Yayasan Bantuan Gaza mulai beroperasi di daerah kantong itu pada 27 Mei menjadi 102 orang, dengan 490 orang lainnya terluka.
“Pusat distribusi ‘bantuan’ yang disebut, yang terletak di zona merah yang terbuka dan berbahaya di bawah kendali tentara pendudukan, telah berubah menjadi pertumpahan darah massal, memikat warga sipil yang kelaparan ke sana sebagai akibat dari kelaparan yang melumpuhkan dan pengepungan yang semakin ketat,” ungkap pernyataan yang dipublikasikan di Telegram.
“Mereka kemudian ditembak dengan sengaja dan dingin, dalam adegan yang melambangkan kedengkian proyek tersebut dan mengungkap tujuan sebenarnya,” imbuh dia.
Kantor Media meminta “Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dewan Keamanan, dan organisasi hak asasi manusia untuk memikul tanggung jawab moral dan hukum mereka, mengambil tindakan segera, dan memberikan tekanan dengan menggunakan semua cara yang tersedia untuk membuka penyeberangan resmi tanpa campur tangan atau syarat dari pendudukan.”
“Situasi yang sama terjadi seperti dalam beberapa hari terakhir. Warga Palestina bergerak menuju titik distribusi ini, di Rafah, untuk mengumpulkan makanan. Kami mendengar dari para saksi bahwa terjadi kekacauan. Tidak ada proses. Tidak ada sistem,” ungkap kantor media Gaza.
Kantor media Gaza menambahkan, “Anda hanya perlu berlari terlebih dahulu untuk bisa mendapatkan makanan. Pasukan Israel melepaskan tembakan secara acak, menembaki warga Palestina … menggunakan quadcopter dan peluru tajam.”