loading...
Permintaan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada India untuk menghentikan impor minyak Rusia dapat mengancam miliaran dolar pendapatan Rusia, bagaimana Moskow membalas?. Foto/Dok
JAKARTA - Permintaan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada India untuk menghentikan impor minyak Rusia dapat mengancam miliaran dolar pendapatan Rusia. Hal ini bisa memicu aksi balasan Moskow dengan menghentikan pipa minyak besar yang dipimpin AS, dan berpotensi menyebabkan krisis pasokan global baru.
India seperti diketahui merupakan importir minyak mentah terbesar ketiga di dunia, dan telah menjadi pembeli terbesar minyak Rusia sejak 2022. India terpantau membeli minyak Rusia hingga 2 juta barel per hari, yang mencakup 2% dari pasokan global. Pembeli utama lainnya adalah China dan Turki.
Baca Juga: 9 Jalur Pipa Gas dan Minyak Mentah Terpenting di Dunia, Siapa Penguasanya?
Rute India menjadi sangat penting bagi Kremlin sehingga jika terganggu, hal itu bisa mendorongnya untuk membalas dengan menutup pipa CPC dari Kazakhstan, tempat di mana perusahaan minyak besar AS, Chevron dan Exxon, memiliki saham terbesar. "Rusia tidak tanpa kekuatan," kata bank AS, JP Morgan.
Trump mengancam bakal menjatuhkan tarif hingga 100% pada negara-negara yang membeli minyak Rusia kecuali Moskow mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina, meski hingga pertengahan Agustus belum juga tercapai. Sementara itu tarif India ditetapkan 50% yang sudah mulai berlaku.
Relaksasi
India baru sejak 2022 mulai membeli minyak dalam jumlah besar dari Rusia, yakni eksportir minyak terbesar kedua di dunia. Pergeseran yang membuat India menjadi importir utama minyak Rusia setelah Eropa, mantan klien utama Rusia, memberlakukan larangan terhadap minyak Rusia akibat invasi militernya di Ukraina.
Perusahaan raksasa minyak Rusia, Rosneft memiliki saham besar di salah satu kilang minyak terbesar di India. Saat ini, India bergantung 35% pada impor minyak Rusia senilai USD50,2 miliar pada tahun anggaran 2024-2025, menurut data pemerintah India.
"Memutus aliran ini akan membutuhkan penyesuaian besar-besaran terhadap aliran perdagangan," kata Aldo Spanjer dari BNP Paribas.