loading...
Penasihat Danantara dan pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio. FOTO/Reuters
JAKARTA - Penasihat Danantara dan pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio, kembali memperingatkan dunia tentang ancaman krisis utang yang membayangi Amerika Serikat (AS). Dalam buku terbarunya, How Countries Go Broke: The Big Cycle, yang akan dirilis pada 3 Juni 2025, Dalio menyoroti bahaya kepemimpinan Donald Trump, dan siklus utang yang berpotensi menghancurkan perekonomian AS.
Miliarder yang dikenal dengan prediksi akuratnya terhadap krisis 2008 ini menggambarkan Trump sebagai pemimpin yang mengikuti jejak tokoh otoriter tahun 1930-an seperti Adolf Hitler dan Benito Mussolini. Dalam kutipan eksklusif yang diterbitkan The Guardian, dia menilai Trump telah mengikis prinsip pemisahan kekuasaan dengan menggunakan 152 perintah eksekutif dan menentang putusan pengadilan.
"Konsolidasi kekuasaan seperti ini adalah tanda klasik menuju otoritarianisme," tulis Dalio. Dia membandingkan langkah Trump dengan kebijakan presiden AS sebelumnya, Andrew Jackson dan Franklin D. Roosevelt, yang juga memperluas kekuasaan eksekutif secara kontroversial.
Baca Juga: Rosan Roeslani Angkat Bicara soal Kabar Ray Dalio Tinggalkan Danantara
Dalio memperingatkan sentralisasi kekuasaan Trump adalah bagian dari "Siklus Utang Besar" sebuah pola sejarah di mana negara-negara kolaps akibat utang yang tak terkendali. Saat ini, utang nasional AS mencapai USD37 triliun tanpa rencana penyelamatan yang jelas.
Dalio sebelumnya juga memprediksi AS akan menghadapi "serangan jantung krisis utang" dalam tiga tahun ke depan. "Defisit 6,5% dari PDB tidak sustainable. Pasar obligasi bisa menjadi bom waktu," ujar dia dalam sebuah forum ekonomi.
Selain itu, Dalio mengkritik kebijakan proteksionis Trump, termasuk tarif impor terhadap China. Menurutnya, langkah tersebut justru mempercepat pergeseran kekuatan ekonomi global. "Negara-negara lain akan beradaptasi dan menciptakan aliansi baru, meninggalkan AS," tulisnya pada April lalu.