Tim Mahasiswa UI, Unsrat, Unila, dan UGM Jadi Pemenang Genera-Z Berbakti 2025

4 hours ago 24

loading...

Cuplikan Video Gen Z Bergerak: Bakti untuk Indonesia yang merangkum pengabdian 4 tim mahasiswa di 4 desa wisata binaan Bakti BCA. Foto/Ist.

JAKARTA - 4 tim mahasiswa dari perguruan tinggi terkemuka UI, Unsrat, UGM, dan Unila berhasil keluar menjadi pemenang program Genera-Z Berbakti yang diselenggarakan Bakti BCA.

Genera-Z Berbakti merupakan inisiatif Bakti BCA yang dirancang sebagai kompetisi call for proposal bagi mahasiswa di Indonesia. Melalui program ini, Bakti BCA tidak hanya menyediakan pendanaan, tetapi juga membuka akses bagi para mahasiswa untuk mengimplementasikan gagasannya secara langsung di 4 desa binaan Bakti BCA.

Antusiasme generasi muda untuk berkontribusi cukup tinggi. Ada lebih dari 250 proposal dari 98 perguruan tinggi negeri maupun swasta, baik di dalam maupun luar negeri, yang diterima Bakti BCA.

Baca juga: Purbaya Yudhi Sadewa Perkuat Barisan 6 Menteri Alumni ITB di Kabinet Prabowo

Dari jumlah tersebut, 8 tim finalis terpilih mengikuti fase penjurian di hadapan 3 panelis, yakni Nicholas Saputra, Happy Salma, serta Ilmuwan & Pencetus Metode GASING Prof. Yohanes Surya. Proses penjurian dapat disaksikan melalui tautan bca.id/genzjuara .

Setelah melewati babak penjurian yang sengit, terpilih 4 tim pemenang yang berhak mendapatkan pendanaan untuk menjalankan program pengabdian berdasarkan proposal mereka, yaitu tim dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT),

Universitas Lampung (UNILA), dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Keempat tim tersebut lantas mengimplementasikan gagasan di desa tujuan selama kurang lebih satu bulan.

Profil dan Program Inovatif 4 Tim Pemenang

Setiap tim pemenang membawa solusi unik yang disesuaikan dengan tantangan dan potensi di masing-masing desa. Berikut adalah program yang diusung 4 tim pemenang Genera-Z Berbakti:

1. UI di Desa Wisata Edelweiss Wonokitri, Jawa Timur

Program yang diusung tim UI mengambil nama SAVANA, yang merupakan singkatan dari Sustainable Action for Village, Agriculture, Nature, and Health. Selama kurang lebih 1 bulan, tim UI berhasil mengimplementasikan aksi konservasi edelweis melalui program “Jurnal Edelweis”, memasang 2 alat pemantauan curah hujan dan mitigasi risiko longsor bernama “SiCuhal”, mengadakan lokakarya pestisida organik yang diikuti 90 peserta dari Kelompok Tani dan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), serta menggelar pemeriksaan kesehatan bagi 90 warga sekaligus memberikan edukasi tentang hipertensi.

3.Unsrat di Desa Wisata Pulau Derawan, Kalimantan Timur

Membawa program berjudul “Derawan Sehat, Derawan Hebat”, UNSRAT berfokus pada isu kesehatan dan sanitasi. Selama masa pengabdian mereka, tim Unsrat memasang 1 unit alat filter air menggunakan sistem filtrasi dan UV sterilizer, instalasi 1 unit alat bioseptic di penginapan terapung Derawan, membangun 1 unit alat biogas satu tahap dengan memanfaatkan limbah organik rumah tangga dan usaha kuliner. Menyasar terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas, Unsrat menggelar edukasi terkait pencegahan stunting dan pentingnya sanitasi lingkungan bagi anak-anak dan keluarga.

3. Unila di Desa Wisata Kiluan Negeri, Lampung

Lain lagi cerita tim Unila yang menggunakan pendekatan berbasis teknologi sebagai strategi utama. Mereka memanfaatkan internet of things (IoT) untuk menciptakan sistem peringatan dini tsunami bencana bernama Smart Detector Tsunami. Sebanyak 5 unit alat tersebut telah terpasang di perairan Teluk Kiluan, menjadi sistem pencegah kebencanaan di masa mendatang. Selain itu, tim Unila berhasil mentransplantasi 150 bibit terumbu karang baru di sekitar perairan Teluk Kiluan, serta melakukan program penanaman 1.000 pohon mangrove. Kelompok beranggotakan 10 orang ini juga menggelar program Eco Education yang berhasil menjangkau hampir 80 warga, sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang mitigasi bencana.

4. UGM di Desa Wisata Dayun, Riau

Terakhir, tim UGM mengusung program “Optimalisasi Pengembangan Wisata Berbasis Digital dan Pusat Budaya Melayu”. Kelompok beranggotakan 12 orang ini menyelenggarakan pameran kuliner lokal serta Festival Kebudayaan Melayu Siak yang berhasil menarik lebih dari 6.000 pengunjung dalam 2 hari. Mereka juga merancang program Trash to Cash, dalam rangka mengubah menjadi sumber penghasilan atau produk yang bernilai ekonomi. Tim UGM juga mengimplementasikan program pelatihan digital marketing dan storytelling budaya untuk mendorong pengembangan pariwisata.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |