Marak Isu Kebocoran 16 Miliar Password, VIDA Ajak Beralih ke Otentikasi Tanpa Password

6 hours ago 36

loading...

Founder dan Group CEO VIDA Niki Luhur. Foto/Dok. SindoNews

JAKARTA - Baru-baru ini masyarakat dikejutkan laporan Cybernews mengenai kebocoran 16 miliar password . Angka tersebut melampaui rekor Compilation of Many Breaches (COMB) dengan 10 miliar kredensial pada Juli 2024. Meski tidak berasal dari insiden kebocoran baru, penyedia solusi identitas digital VIDA menilai bahwa fenomena ini tetap menjadi pengingat pentingnya perlindungan data pribadi di era serba digital.

Founder dan Group CEO VIDA, Niki Luhur mengatakan, Kredensial adalah lapisan pertama yang harus dilindungi. Sayangnya, banyak pengguna belum menyadari bahwa kebocoran sekecil apa pun dapat membuka celah bagi serangan siber yang merugikan secara finansial maupun emosional. ”Menanggapi hal ini, VIDA senantiasa berkomitmen mendampingi pelaku usaha dan masyarakat dalam memberi perlindungan identitas digital,” katanya dalam siaran pers, Jumat(4/7/2025). Baca juga: 10 Miliar Kata Sandi Bocor, Ini 7 Cara untuk Mencegah Data Tetap Aman

Penggunaan password secara kurang bijak turut berkontribusi pada meningkatnya intensitas serangan penipuan digital, seperti phishing dan social engineering. Data dari VIDA mengungkap fakta yang mengkhawatirkan: 64% orang masih mendaur ulang password, dan 80% kebocoran data berawal dari password yang lemah, digunakan ulang, atau dicuri.

Pada 2024, “123456” dan “password” masih menduduki peringkat teratas sebagai password yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia. Lebih dari itu, password dengan delapan karakter kini dapat dipatahkan dalam waktu kurang dari satu detik.

Dampak dari lemahnya perlindungan kredensial pun tercermin jelas dalam maraknya kasus penipuan digital yang terus meningkat. Dalam kurun waktu November 2024 hingga Mei 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Indonesia Anti-Scam Center (IASC) menerima 135.397 laporan kasus penipuan digital di sektor keuangan, dengan total kerugian yang dilaporkan mencapai Rp2,6 triliun.

Melihat data tersebut, VIDA mendorong masyarakat untuk lebih waspada dalam menjaga keamanan digital, dimulai dari pemilihan dan pengelolaan password yang tepat. Gunakan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol dengan panjang minimal 24 karakter, ubah setiap 90 hari, dan hindari penggunaan password yang sama di berbagai akun.

Lapisan perlindungan tambahan juga dapat diperkuat dengan mengaktifkan autentikasi dua faktor (2FA) pada aplikasi dan perangkat. Sebagai bagian dari komitmennya dalam membangun ekosistem digital yang lebih aman, VIDA tidak hanya fokus pada peningkatan awareness konsumen terhadap keamanan digital, tetapi juga mengedepankan pendekatan menyeluruh yang mencakup penyediaan solusi teknologi bagi pelaku industri.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |