Diterpa Perang, IMF Prediksi Ekonomi Pakistan Tetap Tangguh dan Pendapatan Naik Rp1.138 Triliun

8 hours ago 21

loading...

Seorang pedagang memegang bendera Pakistan sambil menunggu pelanggan di samping kiosnya di sebuah jalan di Islamabad. FOTO/AP

JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pendapatan negara Pakistan akan melonjak menjadi hampir Rs20 triliun atau sekitar USD71,2 miliar setara Rp1.138 triliun pada tahun fiskal 2025–2026. Proyeksi tersebut meningkat signifikan dibandingkan estimasi pendapatan tahun ini di bawah Rs17,8 triliun atau sekitar USD63,4 miliar setara Rp1.012 triliun.

Namun, IMF menegaskan pentingnya pengendalian belanja yang lebih ketat guna memastikan keberlanjutan fiskal dan mengurangi risiko penumpukan utang. Perkiraan ini disampaikan setelah tiga hari diskusi teknis yang digelar secara daring antara IMF dan pemerintah Pakistan.

Pembicaraan tingkat kebijakan dijadwalkan berlangsung mulai 19-23 Mei 2025. Menurut laporan Daily Times, negosiasi tersebut akan merumuskan langkah-langkah anggaran serta kerangka ekonomi makro yang lebih luas. Pemerintah Pakistan dijadwalkan menyampaikan anggaran federal pada 2 Juni mendatang.

Baca Juga: Ketika Pilot Pakistan Tembak Jatuh Jet Rafale India: Perintah Bunuh dan Teriakan Allahu Akbar

IMF juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Pakistan akan mencapai 3,6% pada tahun fiskal mendatang, sementara laju inflasi diperkirakan naik menjadi 7,7%, dari posisi saat ini di 5,1%. Dengan proyeksi tersebut, pendapatan pajak diprediksi meningkat lebih dari Rs1,4 triliun atau sekitar USD5 miliar setara Rp79,7 triliun dari Rs12,4 triliun tahun ini.

Lembaga keuangan internasional itu juga meminta Pemerintah Provinsi Pakistan untuk berperan lebih aktif dalam memperluas basis pajak, termasuk optimalisasi pemungutan pajak pertanian yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal.

Sementara, IMF menekankan pentingnya efisiensi anggaran dengan menargetkan pengurangan belanja negara dari 21,6% produk domestik bruto (PDB) saat ini menjadi 20,3% di tahun fiskal berikutnya.

Meski demikian, total pengeluaran negara diperkirakan tetap meningkat hingga Rs26,57 triliun atau sekitar USD94,7 miliar setara Rp1.514 triliun, naik dari estimasi Rs18,9 triliun atau sekitar USD67,4 miliar setera Rp1.106 triliun tahun ini. Kenaikan tersebut sebagian disebabkan kebutuhan belanja keamanan yang masih dalam pembahasan.

Baca Juga: Perbandingan Ekonomi India dengan Pakistan: Bak Langit dan Bumi

Defisit fiskal Pakistan pun diperkirakan sedikit menyusut dari 5,6% PDB menjadi 5,1% atau setara dengan Rs6,67 triliun atau sekitar USD23,8 miliar atau setara Rp380 triliun. Sebagai bagian dari komitmen dalam program Extended Fund Facility (EFF), Kementerian Keuangan Pakistan juga menginstruksikan seluruh kementerian untuk mencantumkan rincian kebijakan terkait iklim dalam laporan subsidi.

(nng)

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |