Benarkah Kematian Datang Sesuai Kebiasaan? Begini Penjelasannya!

12 hours ago 27

loading...

Ibnu Utsaimin berkata bahwa hendaknya manusia banyak merenung karena sebenarnya setiap orang senantiasa dalam bahaya disebabkan kematian selalu mengintai dan tidak ada batas waktu yang diketahui. Foto ilustrasi/ist

Benarkah ajal dan kematian manusia datang sesuai kebiasaan hidupnya? Bagaimana menurut Islam dan adakah dalil yang menjelaskannya?

Kematian mendadak seorang selebritas yakni presenter Mpok Alfa , baru saja terdengar. Tanpa ada kabar apapun sebelumnya, kematian mendadak tersebut tentu menghenyak semua orang terutama para penggemarnya.

Namun, sebagai seorang beriman , ia pasti mengetahui bahwa kematian akan mengikuti kebiasaan saat hidupnya. Dan orang beriman akan menyadari betul bahwa kematian akan kapan saja bisa menghampiri dan tidak akan pernah keliru dalam hitungannya, maka dia akan menjauhi perbuatan dosa dari kesyirikan, bid’ah (menganggap ibadah padahal bukan/sesuatu yang baru dan mengada-ada) serta maksiat lainnya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ ۚ فَاِ ذَا جَآءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَئۡخِرُوْنَ سَا عَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ

"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." (QS. Al-A'raf : 34)

Dalam kitab Shahih Tirmidzi disebutkan dalam hadis Shahihnya, bahwa Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian”. (HR. Tirmidzi).

Diterangkan dalam Risalah Majmu' Fatawa, Ibnu Utsaimin berkata bahwa hendaknya manusia banyak merenung karena sebenarnya setiap orang senantiasa dalam bahaya disebabkan kematian selalu mengintai dan tidak ada batas waktu yang diketahui.

Baca juga: 8 Tanda Orang yang akan Meninggal Menurut Islam

Terkadang seorang manusia keluar dari rumahnya dan tidak kembali kepadanya (karena mati), terkadang manusia duduk di atas kursi kantornya dan tidak bisa bangun lagi (karena mati), terkadang seorang manusia tidur di atas kasurnya, akan tetapi dia malah dibawa dari kasurnya ke tempat pemandian mayatnya (karena mati). Hal ini merupakan sebuah perkara yang mewajibkan kita untuk menggunakan sebaiknya kesempatan umur, dengan taubat kepada AllahAzza wa Jalla.

Dan sudah sepantasnya manusia selalu merasa dirinya bertaubat, kembali, menghadap kepada Allah, sehingga datang ajalnya dan dia dalam sebaik-baiknya keadaan yang diinginkan.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |