loading...
Dalam Al Quran terdapat sejumah ayat yang menjelaskan tentang Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam . Foto ilustrasi/ist
Dalam Al Quran terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam .
Dr Alwi al-‘Idrus dalam kitab al-Ihtifal bi al-Maulid al-Nabawi fi Dhau’ Ayat al-Quran al-‘Adhi menyebutkan setidaknya ada tujuh ayat al-Quran sebagai dalil perayaan maulid Nabi .
1. Surah al-Ahzab [33] ayat 56
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”
Ayat tersebut menunjukkan betapa mulia dan agungnya derajat Nabi Muhammad Saw di sisi Allah. Bagaimana tidak, Allah lah yang pertama berselawat kepada beliau Saw, lalu yang kedua para malaikat-Nya, baru kemudian memerintahkan para mukmin untuk turut berselawat-salam kepada beliau Saw.
Dalam al-Tahrir wa al-Tanwir, Ibn Asyur menerangkan bahwa selawat yang diperintahkan tak hanya kepada Nabi Muhammad belaka, tetapi juga kepada para isteri dan keluarga beliau Saw.
Pada hakikatnya, tak ada faidah dalam Maulid Nabi kecuali memperbanyak selawat kepada beliau Saw. Sayyid Ahmad Abidin, sebagaimana dinukil Syaikh Yusuf al-Nabhani dalam Jawahir al-Bihar, menyebutkan, “jika tidak ditemukan faidah lain dalam maulid nabi kecuali memperbanyak selawat, maka itu sudah cukup.”
2. Surah al-Hajj ayat 77
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ارْكَعُوْا وَاسْجُدُوْا وَاعْبُدُوْا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ۚ
“Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah, sembahlah Tuhanmu, dan lakukanlah kebaikan agar kamu beruntung.”
Kata al-khair yang berarti kebaikan pada ayat tersebut merupakan isim jins yang menunjukkan banyak arti. Dengan kata lain, al-khair merupakan makna (kebaikan) yang umum.
Ketika menafsiri waf’alul khaira, Ibn Asyur dalam al-Tahrir wa al-Tanwir (1984) menukil perkataan Ibn Abbas, “(lakukanlah kebaikan) di antaranya silaturahmi dan akhlak yang mulia. Dan dari urutan dalam ayat tersebut tampak bahwa mereka (orang-orang beriman) diperintah untuk; pertama, salat (salah satu praktik ibadah), kedua dengan ibadah (salah satu praktik kebaikan) dan yang ketiga melakukan kebaikan (ini lebih umum daripada ibadah). Artinya, Allah memulai ayat tersebut dengan sesuatu yang khusus (salat), kemudan umum (ibadah), lalu yang lebih umum (al-khair; kebaikan).”
Wajh dalalah (petunjuk) dari ayat tersebut adalah bahwa ihtifal Maulid Nabi berisi berbagai amal kebaikan; di antaranya adalah selawat Nabi, sedekah, amal makruf, mengekspresikan kebahagiaan dan berderma kepada kaum papa. Hal tersebut menujukkan bolehnya ihtifal Maulid Nabi yang juga berisi amal kebaikan sebagaimana diperintahkan oleh al-Quran.
Lalu dalam Jawahir al-Bihar Syaikh Yusuf al-Nabhani mengutip al-Hafiz Ibn Hajar al-Haitami menegaskan, “sesungguhnya orang yang menghendaki kebaikan, menampakkan kebahagian dan mahabbah atas Maulid Nabi Saw itu cukup dengan mengumpulkan orang-orang baik bersama para fakir miskin, lalu bersedekah dan memberi kepada mereka makanan sebagai wujud mahabbah kepada Nabi Muhammad Saw.”
Baca juga: Detik-detik Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Alam Semesta Bersuka Cita
3. Surah Al-Fiil [105] ayat 1-5
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ (1) أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ (2) وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (3) تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ (4) فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ (5)