loading...
Konferensi internasional Religious Environmentalism in Action yang digelar PPIM di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Rabu (17/7/2025). Foto/Dok. SindoNews
DEPOK - Mayoritas warga Indonesia belum pernah terlibat dalam kerja sama lingkungan lintas agama. Temuan ini disampaikan Direktur Riset Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Iim Halimatusa’diyah, dalam konferensi internasional Religious Environmentalism in Action yang digelar PPIM di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Rabu (17/7/2025).
“Sebanyak 39,57% responden mengaku tidak pernah bekerja sama dalam isu lingkungan dengan pemeluk agama lain. Hanya 3,32% yang menyatakan sering melakukannya,” katanya. Baca juga: Semakin Tercemar, Kualitas Air 6 Provinsi di Jawa Memburuk
Padahal, menurut Iim, secara normatif mayoritas masyarakat Indonesia tidak melihat agama sebagai penghalang dalam kolaborasi lingkungan. “Sebanyak 63,52% warga tidak setuju jika perbedaan agama menjadi penghalang kolaborasi aksi lingkungan. Ini menunjukkan ada jurang antara nilai dan praktik. Wacana pluralisme belum sepenuhnya diwujudkan dalam tindakan nyata,” ujarnya.
Meski demikian, Iim menyoroti hadirnya komunitas-komunitas lintas iman dalam isu lingkungan. Seperti Eco-Bhinneka Muhammadiyah dan Clean The City milik Jamaah Ahmadiyah merupakan prospek yang baik untuk kedepannya.
Muhammadiyah Paling Signfikan
Temuan lain PPIM, jika dihubungkan dengan afiliasi organisasi massa Islam, mereka yang terafiliasi Muhammadiyah muncul sebagai kelompok yang paling signifikan menunjukkan kolaborasi lintas agama dalam isu lingkungan. Bagi Iim, ini bukan kebetulan.