loading...
Belajar dari kegagalan bisnis Sate Taichan, Arief Muhammad kini andalkan Galaxy Z Fold7 dan Gemini AI untuk riset pasar dalam hitungan detik. Foto: Samsung Indonesia
JAKARTA - Di balik gemerlap angka views dan likes, ekonomi kreator Indonesia sedang bergeser ke fase yang lebih serius. Bukan lagi sekadar pamer konten, tapi membangun kerajaan bisnis yang solid.
Arief Muhammad, pernah merasakan pahitnya kegagalan saat bisnis Sate Taichan miliknya gulung tikar. Penyebabnya klasik namun fatal: kurang riset, minim data, dan terlalu banyak improvisasi.
“Dulu proses validasi ide bisa makan waktu seminggu. Harus buka puluhan tab, cek tren, cari referensi luar negeri, dan bandingin harga kompetitor manual," kenang Arief dalam acara peluncuran Samsung Galaxy Z Fold7 dan Flip7 di Jakarta, Kamis (5/12/2025).
Namun, pelajaran mahal itu kini terbayar. Di era di mana riset Accenture Song memproyeksikan ekonomi kreator akan bernilai USD376 miliar pada 2030, Arief menemukan sekutu baru yang radikal: kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang ditanam dalam genggaman ponsel lipat.
Sihir Gemini Deep Research: Konsultan Bisnis di Saku Celana

Dalam demonstrasinya, Arief memperlihatkan bagaimana Samsung Galaxy Z Fold7 yang ditenagai Google Gemini AI memangkas proses riset berhari-hari menjadi hitungan detik.
Fitur Gemini Deep Research mengubah cara kerja tradisional. Cukup memasukkan satu prompt (perintah) yang spesifik, AI langsung menyajikan analisis tren pasar, perilaku audiens, hingga rekomendasi kampanye yang terukur.
"Sekarang cukup masukkan prompt lengkap, dan dalam detik saya dapat tren terbaru. AI bikin saya bisa fokus ke ide besar, bukan tenggelam di proses teknis yang memakan waktu," ujarnya.
















































