loading...
Prajurit Suriah usir pejuang Arab Badui dari wilayah suku Druze. Foto/X/@AK74respecter
DAMASKUS - Pemerintah Suriah memerintahkan pembersihan pejuang Badui dari Provinsi Suwayda dan menyatakan penghentian bentrokan mematikan di sana, beberapa jam setelah mengerahkan pasukan keamanan ke wilayah selatan yang bergejolak.
Pengumuman pada hari Sabtu tersebut muncul setelah Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa memerintahkan gencatan senjata baru antara kelompok Badui dan Druze, menyusul kesepakatan terpisah yang ditengahi Amerika Serikat untuk mencegah serangan militer Israel lebih lanjut terhadap Suriah.
Sesaat sebelum klaim pemerintah, terdapat laporan tembakan senapan mesin di kota Suwayda serta penembakan mortir di desa-desa terdekat.
Tidak ada laporan langsung mengenai korban jiwa.
Nour al-Din Baba, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Suriah, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Sana bahwa pertempuran berakhir "setelah upaya intensif" untuk melaksanakan perjanjian gencatan senjata dan pengerahan pasukan pemerintah di wilayah utara dan barat Provinsi Suwayda.
Ia mengatakan kota Suwayda, yang terletak di bagian barat provinsi tersebut, kini telah "dibersihkan dari semua pejuang suku, dan bentrokan di lingkungan kota telah dihentikan".
Pertempuran pecah minggu lalu ketika penculikan seorang sopir truk Druze di jalan raya memicu serangkaian serangan balas dendam dan mengakibatkan para pejuang suku dari seluruh negeri berbondong-bondong ke Suwayda untuk mendukung komunitas Badui di sana.
Israel mulai menyerang pada hari Rabu, melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Suwayda dan ibu kota Suriah, Damaskus, dengan klaim bahwa serangan itu dilakukan untuk melindungi komunitas Druze setelah beberapa anggota kelompok minoritas tersebut menuduh pasukan pemerintah melakukan pelanggaran terhadap mereka.
Pasukan pemerintah Suriah mundur dari Suwayda pada hari Kamis.
Setidaknya 260 orang tewas dalam pertempuran tersebut, dan 1.700 lainnya luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Suriah. Namun, kelompok lain menyebutkan angka lebih dari 900 orang tewas.
Baca Juga: NATO Ketar-ketir, Akankah BRICS Jadi Aliansi Militer?
Lebih dari 87.000 orang juga mengungsi.