PM Jepang: Tarif Trump Berpotensi Ganggu Tatanan Ekonomi Global

1 day ago 25

loading...

PM Jepang memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa kebijakan tarifnya bisa mengganggu tatanan ekonomi global. FOTO/Ilustrasi

JAKARTA - Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengatakan bahwa tarif resiprokal yang diterapkan Amerika Serikat (AS) berpotensi mengganggu tatanan ekonomi global. Pernyataan itu merupakan peringatan terkuatnya hingga saat ini tentang kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh keputusan Presiden AS Donald Trump terhadap ekonomi dunia.

Namun demikian, dia menekankan bahwa Jepang tidak akan melakukan retaliasi dan akan mencari titik temu dengan Amerika Serikat tentang bagaimana kedua negara dapat bekerja sama dalam berbagai isu mulai dari perdagangan hingga keamanan nasional.

"Dalam bernegosiasi dengan Amerika Serikat, kita perlu memahami apa yang ada di balik argumen Trump baik dari segi logika maupun unsur emosional di balik pandangannya," kata Ishiba kepada parlemen, seperti dilansir Reuters, Senin (14/4/2025). "Saya sepenuhnya menyadari bahwa apa yang terjadi sejauh ini berpotensi mengganggu tatanan ekonomi global," katanya.

Ishiba juga mengatakan pemerintah tidak berpikir untuk mengeluarkan anggaran tambahan sekarang, tetapi siap bertindak tepat waktu untuk meredam pukulan ekonomi dari tarif AS. Pernyataan tersebut disampaikan menjelang dimulainya perundingan perdagangan bilateral pada hari Kamis yang diharapkan akan mencakup berbagai tema mulai dari tarif dan hambatan nontarif hingga nilai tukar.

Dalam pertikaian terbaru mengenai pengumuman tarif, Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa ia akan mengumumkan tarif impor semikonduktor pada minggu depan. Hal itu kembali menambah ketidakpastian di pasar karena sebelumnya Trump mengecualikan sejumlah barang elektronik dari kebijakan tarifnya.

Menteri Ekonomi Ryosei Akazawa, negosiator utama Jepang dalam perundingan perdagangan dengan Amerika Serikat, mengatakan setiap pembahasan mengenai nilai tukar mata uang akan dilakukan antara Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent.

"Kedua negara memiliki pandangan yang sama bahwa volatilitas pasar yang berlebihan akan berdampak buruk pada perekonomian," kata Kato dalam sidang parlemen yang sama.

(fjo)

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |