loading...
Mengingat mati itu perintah Nabi SAw, sebab orang yang teringat kematian pasti akan mengurangi sifat-sifat tamaknya terhadap dunia dan menghalanginya untuk berangan-angan yang tak berujung. Foto ilustrasi/ist
Dalam Islam, mengingat kematian adalah sebuah amalan yang dianjurkan bahkan memiliki keutamaan dan faedah yang luar biasa. Mengapa demikian?
Sejatinya mati atau kematian adalah persinggahan pertama manusia di alam akhirat.Setiap makhluk yang hidup di dunia pasti akan menjumpai kematian ini. Karena itu, dalam Islam dianjurkan untuk selalu mempersiapkan dan mengingat kematian.
Imam Al-Qurthubi dalam kitabnya 'At-Tadkirah' menyebutkan bahwa, kematian ialah terputusnya hubungan antara ruh dengan badan, berpisahnya kaitan antara keduanya, bergantinya kondisi, dan berpindah dari satu negeri ke negeri lainnya.
Kematian yang dimaksudkan itu adalah al maut al kubra, sedangkan al maut ash shughra sebagaimana dimaksud oleh para ulama, ialah tidur.
Allah Ta’ala berfirman :
ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَٱلَّتِى لَمْ تَمُتْ فِى مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ ٱلَّتِى قَضَىٰ عَلَيْهَا ٱلْمَوْتَ وَيُرْسِلُ ٱلْأُخْرَىٰٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir."(QS. Az Zumar : 42)
Tentang kematian, Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam bersabda," “Perbanyaklah olehmu mengingat-ingat kepada sesuatu yang melenyapkan segala macam kelazatan, yaitu kematian.” (HR. Turmudzi).
Imam al-Qurthubi mengatakan bahwa, hadis Nabi SAW tersebut merupakan nasihat sekaligus peringatan . Bahwasannya mengingat mati itu perintah, sebab orang yang teringat kematian dengan sebenarnya pasti akan mengurangi sifat-sifat tamaknya terhadap dunia dan menghalanginya untuk berangan-angan yang tak berujung. Hadis itu juga peringatan bahwa, betapa sakaratul maut itu sungguh ujian yang dahsyat.
Baca juga: Benarkah Kematian Datang Sesuai Kebiasaan? Begini Penjelasannya!
Memperbanyak mengingat mati berarti memperbanyak amal kebaikan . Orang yang tidak beramal baik atau dia berbuat buruk berarti tidak ingat dirinya akan mati. Imam ad-Daqqaq berkata, “Barangsiapa memperbanyak mengingat mati, dia dikaruniai tiga perkara: menyegerakan taubat , hati yang qana’ah, dan semangat beribadah.” (Imam al-Qurtubi, at-Tadzkirah)
Jika kita kesulitan mengamalkan ikhlas atau tidak mampu mengontrol hawa nafsu, maka saat itu ingat-ingatlah bahwa kita kapan saja akan dijemput kematian yang tidak diduga-duga. Jika perlu kita contoh para ulama dahulu yang memiliki cara sendiri-sendiri, ada yang bertafakkur, muhasabah tentang kematian, ada yang membaca kitab atau hadis tentang mati atau ada pula yang sekadar melihat kubur (berziarah kubur).
Firman Allah Ta'ala :