loading...
Upaya Kaisar Khubilai Khan memperluas wilayah kekuasaannya di Selat Malaka dihadang oleh Kerajaan Singasari di bawah pemerintahan Raja Kertanagara. Foto/Ilustrasi/Ist
JAKARTA - Upaya Kaisar Khubilai Khan, penguasa Mongol memperluas wilayah kekuasaannya hingga seluruh Benua Asia. Jepang, Korea, hingga semenanjung di selatan China menjadi sasarannya. Kubilai Khan juga berusaha untuk menaklukkan kawasan perdagangan internasional di wilayah Selat Malaka, tapi misinya terhambat.
Selat Malaka kala itu memang sudah dikuasai oleh Kerajaan Singasari di bawah pemerintahan Raja Kertanagara. Saat itu Selat Malaka dengan pelabuhan besarnya di Jambi menjadi sentra perdagangan internasional dan dilintasi berbagai pedagang mancanegara. Tak ayal Singasari begitu berusaha mempertahankan kekuasaannya di sana.
Baca juga: Di Mana Letak Kerajaan Singasari? Ini Penjelasannya
Pengiriman arca Amoghapaça pada tahun 1286 mempunyai sangkut paut dengan politik kaisar Khubilai Khan atas penguasaan lautan di sepanjang pantai Asia dan monopoli perniagaan laut.
Raja Kertanagara ingin mencegah menjalarnya kekuasaan Kubilai di daerah Nusantara, dan dipraktekkannya politik paksa untuk mengakui kekuasaan kaisar putra langit di wilayah Nusantara.
Setelah Khubilai mengetahui kekuasaan raja Singasari atas negeri Melayu serta pelabuhannya, ia sadar bahwa kekuasaan itu mengurangi kewibawaannya dan menghalangi penerapan politiknya.
Demikianlah pada tahun 1289, kaisar Kubilai secara langsung mengirim utusan Meng Ki menghadap raja agar di Singasari untuk memaksanya tunduk kepada putra langit, dikutip dari "Tafsir Sejarah Nagarakretagama", dari sejarawan Prof. Slamet Muljana.
Baca juga: Mengungkap Strategi Kertanagara Raja Terbesar Singasari Menyatukan Nusantara