Jual Beli Anak: Fatal tapi Makin Marak

1 hour ago 24

loading...

Vebyanti Aryani, Mahasiswa Magister Komunikasi Korporat Universitas Paramadina. Foto/Dok Pribadi

Vebyanti Aryani
Mahasiswa Magister Komunikasi Korporat Universitas Paramadina

KASUS penculikan dan anak hilang belakangan marak terjadi. Ini menjadi alarm keras, bahwa sistem pengawasan dan perlindungan anak masih lemah. Kasus seperti hilangnya bocah Habib Husain di Tangerang yang hingga kini belum ditemukan, penculikan dan perdagangan balita Bilqis di Makassar yang mengungkap jaringan lintas provinsi, serta penemuan jasad Alvaro Kiano yang tewas di tangan orang terdekatnya.

Rangkaian peristiwa tersebut menandakan bahwa ancaman kejahatan yang menyasar anak-anak ternyata justru datang di ruang yang dianggap aman. Ini adalah surat dakwaan terhadap sistem yang seharusnya melindungi mereka. Ini bukan sekadar rentetan berita mengerikan, melainkan cermin kegagalan kolektif kita dalam melindungi anak.

Kasus penculikan Bilqis (4th) membuka modus yang jauh lebih sistemik. Bilqis diculik disebuah taman bermain di Makassar dan diperdagangkan hingga ke tiga tangan berbeda, sebelum akhirnya ditemukan di suku anak dalam di Jambi. Penyidikan mengungkap adanya jaringan yang memanfaatkan grup daring dan jalur adopsi illegal. Dalam kasus ini empat tersangka telah ditetapkan.

Kasus ini pun menunjukkan praktik perdagangan anak yang terorganisir. Kasus Bilqis memperlihatkan bahwa pelaku memanfaatkan platform digital dan grup tertutup untuk menawarkan dan menjual anak, bahkan sampai ada transaksi berkali-kali dengan nilai yang meningkat setiap perpindahan korban, mulai dari Rp3 juta ditangan pertama, Rp15 juta di tangan kedua, hingga Rp80 juta ditangan ketiga. Ini bukan kejahatan amatir, melainkan bisnis gelap yang terstruktur.

Tidak jauh berbeda, Habib Husain (10th) dilaporkan hilang sejak 15 September 2025 dari kawasan Jalan Kali Pasir Indah, Kota Tangerang, keluarga dan polisi menduga kuat Habib menjadi korban penculikan oleh seseorang yang berpakaian badut. Hingga memasuki hari-hari setelah laporan, keberadaannya masih belum diketahui. Polisi Polres Metro Tangerang Kota terus melakukan olah TKP dan pengumpulan bukti.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |