loading...
Salah satu tanda akhir zaman adalah hilangnya sifat amanah dari hati manusia dan jatuhlah amanah itu kepada yang bukan ahlinya. Foto ilustrasi/freepik
Salah satu tanda akhir zaman adalah hilangnya sifat amanah dari hati manusia dan jatuhlah amanah itu kepada yang bukan ahlinya. Saat itu terjadilah kerusakan di berbagai belahan bumi.
Orang yang baik dituduh teroris dan penipu. Orang jahat dan penipu diangkat menjadi penguasa dan pemegang amanah. Orang yang penampakannya alim tapi mengkhianati manusia.
Begitulah keadaan dunia di akhir zaman. Kita tidak dapat lagi mengenali mana yang haq dan mana yang bathil, kecuali orang-orang yang dikehendaki dan dijaga Allah. Hilangnya sifat amanah ini menjadi satu tanda Kiamat kecil.
Hal ini telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sejak 14 abad lebih lalu. Sifat amanah akan hilang sedikit demi sedikit. Dalam Buku "40 Hadis Peristiwa Akhir Zaman" Ustaz Abu Ali Al-Banjari An-Nadwi menukil sebuah riwayat Hadis dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu 'anhu.
Hudzaifah berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam pernah memberitahu kami dua buah Hadits (mengenai dua kejadian yang akan berlaku). Yang pertama sudah saya lihat, sedangkan yang kedua saya menanti-nantikannya. Rasulullah memberitahu bahwasanya sifat amanah itu turun ke dalam lubuk hati orang-orang tertentu. Kemudian turunlah Al-Qur'an. Maka orang-orang itu lalu mengetahuinya melalui pedoman Al-Qur'an dan mengetahuinya melalui pedoman As-Sunnah."
"Selanjutnya Rasulullah SAW menceritakan kepada kami tentang hilangnya amanah, lalu beliau bersabda, 'Seseorang itu tidur sekali tidur, lalu diambillah amanah itu dari dalam hatinya, kemudian tertinggallah bekasnya seperti bekas yang ringan saja. Kemudian ia tertidur pula, lalu diambillah amanah itu dari dalam hatinya, maka tinggallah bekasnya seperti lepuh di tangan (menggelembung di tangan dari bekas bekerja berat seperti menggunakan kapak atau cangkul). Jadi seperti bara api yang kamu gelindingkan dengan kakimu, kemudian menggelembunglah ia dan engkau melihat ia meninggi, padahal tidak ada apa-apa."
Baca juga: Amanah, Perkara Kecil yang Berdampak Besar
Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam menceriterakan Hadis ini beliau mengambil sebuah batu kerikil lalu menggelindingkannya dengan kakinya." Kemudian pagi-pagi (jadilah) orang banyak berjual beli, maka hampir saja tidak ada seorang pun yang mau menunaikan amanah, sampai dikatakan orang bahwasanya di kalangan Bani Fulan (di tempat tertentu) ada seorang yang sangat baik memegang amanah, sangat terpercaya dan orang banyak mengatakan, "Alangkah tekunnya bekerja, alangkah indahnya pekerjaannya, alangkah baiknya. Padahal di dalam hatinya sudah tidak ada lagi keimanan sekalipun hanya seberat biji sawi."
"Maka sesungguhnya telah sampai waktunya, saya pun tidak mempedulikan siapakah di antara kamu semua yang saya hendak ber-mubaya'ah (berjual beli). Jikalau ia seorang Islam, maka agamanyalah yang akan mengembalikannya kepadaku (maksudnya agamanyalah yang dapat menahannya dari khianat). Dan jikalau ia seorang Nashrani atau Yahudi, maka pihak yang bertugaslah yang akan mengembalikannya kepadaku (maksudnya jika dia seorang Nashrani atau Yahudi maka orang yang memegang kekuasaanlah yang dapat membantu aku untuk mendapatkan semua hak-milikku darinya). Ada pun pada hari ini, saya tidak pernah berjual beli dengan kamu semua kecuali dengan Fulan dan Fulan (orang-orang tertentu saja)." (HR Al-Bukhari Muslim)