Gunakan Teknologi Pengindraan, China Pantau Perubahan Radiasi Matahari

2 days ago 19

loading...

China Pantau Perubahan Radiasi Matahari. FOTO/ IFL SCIENCE

BEIJING - Jaringan satelit geostationary untuk memantau perubahan radiasi Matahari permukaan (surface solar radiation/SSR). Menggunakan teknologi pengindraan jauh pada satelit.

Penelitian Informasi Kedirgantaraan (Aerospace Information Research Institute/AIR) yang dinaungi oleh Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS).

Berfungsi seperti pemindai sinar matahari, sistem GSNO ini dapat memberikan dukungan data yang lebih akurat untuk berbagai sektor, seperti penerapan energi bersih, estimasi hasil pertanian, dan respons perubahan iklim, serta kesehatan masyarakat, kata institut tersebut.

Penelitian ini dipimpin oleh tim peneliti AIR dan dilakukan lewat kolaborasi dengan para peneliti dari berbagai institusi, baik institusi dari dalam maupun luar China. Hasil penelitian telah dipublikasikan di jurnal The Innovation.

Radiasi Matahari permukaan adalah istilah umum untuk komponen radiasi Matahari yang diterima oleh permukaan Bumi, termasuk sinar ultraviolet, cahaya tampak (visible light), inframerah, dan radiasi elektromagnetik lain dengan panjang gelombang yang berbeda-beda.

Oleh karena itu, radiasi ini merupakan faktor kunci yang memengaruhi perubahan iklim, produksi pertanian, dan penerapan energi surya.

Teknologi ini menjadi salah satu cara paling efektif untuk memantau perubahan dalam radiasi Matahari permukaan,” jelas Husi Letu, peneliti AIR sekaligus pemimpin penelitian ini.

Secara khusus, tim peneliti mengintegrasikan beberapa satelit geostasioner generasi baru ke dalam sistem GSNO.

Melalui jaringan multisatelit, sistem ini mencapai pemantauan resolusi spasial temporal (spatiotemporal) yang tinggi pada skala hampir global dengan akurasi deteksi yang lebih baik.

“Saat ini, sistem GSNO mampu menyediakan data pemantauan radiasi Matahari permukaan berskala hampir global dengan resolusi spasial 5 km dan frekuensi pengamatan satu kali per jam,” kata Shi Chong, seorang peneliti AIR.

Sebagai contoh, data radiasi gelombang pendek dapat mendukung penggunaan sumber daya energi Matahari secara efektif.

''Data radiasi yang aktif secara fotosintesis dapat memberikan dasar baru untuk estimasi hasil pertanian dan estimasi penyerap karbon ekologis, sedangkan data ultraviolet diharapkan dapat diterapkan untuk bidang kesehatan masyarakat,'' jelas Shi.

(wbs)

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |