Burnout Kerap Disalahartikan, Pakar UGM Jelaskan Perbedaan Stres, Burnout, dan Depresi

8 hours ago 33

loading...

Tekanan target, penutupan buku, hingga evaluasi kerap menyebabkan seseorang mengalami burnout. Foto/Rehabblog.

JAKARTA - Menjelang akhir tahun, isu kelelahan mental, fisik, dan emosional atau yang kerap disebut burnout ramai diperbincangkan, terutama di kalangan pekerja dan mahasiswa. Tekanan target kerja, penutupan buku tahunan, hingga evaluasi akademik sering kali memicu turunnya motivasi dan produktivitas.

Namun, Pakar Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada ( UGM ), Sumaryono, menegaskan bahwa tidak semua kelelahan psikologis dapat langsung dikategorikan sebagai burnout. Menurutnya, pemahaman yang keliru mengenai perbedaan antara stres, burnout, dan depresi justru dapat membuat respons yang diambil menjadi tidak tepat.

Baca juga: Viral Curhatan Psikolog: Klien Depresi Bukan Masalah Pribadi, tapi Karena Negara

Sumaryono menjelaskan bahwa stres, burnout, dan depresi merupakan tiga kondisi yang berbeda. Burnout berada pada level yang lebih berat karena mencakup kelelahan fisik, emosional, dan mental secara bersamaan. “Yang sering terjadi itu sebenarnya stres, bukan burnout. Karena burnout itu cenderung lebih parah,” ujarnya, dikutip dari laman resmi UGM, Jumat (26/12/2025).

Ia menyebutkan bahwa pada akhir tahun, pekerja umumnya dihadapkan pada tekanan tenggat waktu dan target kinerja yang tinggi. Sementara itu, mahasiswa masih berada dalam beban akademik yang relatif normal, sehingga kondisi yang dialami lebih tepat disebut sebagai stres, bukan burnout.

Baca juga: Fenomena Popcorn Brain Jarang Disadari, Ini Fakta dan Cara Mengatasinya

Lebih lanjut, Sumaryono menyoroti kecenderungan penggunaan istilah burnout yang kurang tepat, khususnya di kalangan generasi muda. Menurutnya, tekanan ringan kerap langsung dilabeli sebagai burnout, padahal secara psikologis burnout ditandai oleh rasa tidak berdaya yang mendalam. “Kalau sakit kepala atau pusing, itu tergolong stres. Burnout itu betul-betul merasa tidak mampu dan mengalami kelelahan berat untuk melakukan aktivitas,” jelasnya.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |