loading...
Warga Palestina melihat kerusakan setelah serangan Israel terhadap bangunan perumahan dan sebuah masjid di Rafah, Jalur Gaza, pada Kamis, 22 Februari 2024. FOTO/AP
JAKARTA - Amerika Serikat (AS) merancang proyek rekonstruksi ambisius senilai USD112 miliar atau setara Rp1.878 triliun untuk mengubah Jalur Gaza yang hancur akibat konflik menjadi kawasan metropolis futuristik berbasis teknologi tinggi. Rencana tersebut terungkap dalam laporan Wall Street Journal, Jumat (19/12).
Proyek bertajuk Project Sunrise itu disusun oleh menantu Presiden AS Donald Trump, yakni Jared Kushner, bersama Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff. Proposal setebal 32 halaman tersebut menggambarkan Gaza sebagai destinasi pantai futuristik dengan resor mewah, kereta cepat, serta jaringan kota pintar berbasis kecerdasan buatan.
Baca Juga: KTT Dewan Eropa Memanas, Italia Gagalkan Pembekuan Aset Rusia untuk Ukraina
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan keberlanjutan proyek sangat bergantung pada stabilitas keamanan kawasan. "Investor tidak akan menanamkan modal di Gaza jika mereka yakin perang akan kembali pecah dalam dua atau tiga tahun ke depan," ujar Rubio, sebagaimana dikutip dalam laporan tersebut.
Washington disebut siap menjadi jangkar pendanaan dengan menyediakan sekitar USD60 miliar dalam bentuk hibah dan jaminan utang selama 10 tahun pertama. Secara keseluruhan, rencana rekonstruksi dirancang berlangsung selama 20 tahun dan dibagi ke dalam empat tahap pembangunan.
Tahap awal difokuskan di Gaza selatan, meliputi Rafah dan Khan Younis, dilanjutkan ke kamp-kamp pengungsi di wilayah tengah, sebelum berakhir di Kota Gaza. Salah satu konsep utama bertajuk “New Rafah” membayangkan kawasan itu sebagai pusat pemerintahan baru dengan lebih dari 100.000 unit hunian.

















































