4 Negara yang Pernah Menyerang Israel namun Gagal

8 hours ago 31

loading...

Tentara Irak naik ke helikopter. Foto/irna

TEL AVIV - Sejak berdirinya negara Israel pada tahun 1948, wilayah Timur Tengah telah menjadi pusat konflik militer yang berlarut-larut, terutama antara Israel dan negara-negara Arab serta beberapa kekuatan regional lainnya. Penolakan terhadap keberadaan negara Yahudi di tengah kawasan mayoritas Muslim memicu serangkaian perang dan serangan dari berbagai negara yang bertujuan untuk menggulingkan, melemahkan, atau menghentikan ekspansi Israel.

Namun, meskipun dikelilingi negara-negara yang lebih besar dan lebih banyak secara jumlah penduduk, Israel berhasil mempertahankan eksistensinya dan bahkan memperluas wilayahnya dalam beberapa konflik besar.

Hal ini menimbulkan pertanyaan mendalam: mengapa negara-negara tersebut gagal dalam menyerang Israel, padahal sering kali mereka memiliki keunggulan jumlah dan dukungan politik di dunia Arab?

1. Mesir

Mesir adalah negara yang paling sering terlibat dalam perang melawan Israel sejak berdirinya negara itu pada tahun 1948.

Pada Perang Arab-Israel 1948–1949, Mesir bersama beberapa negara Arab lainnya menyerang Israel setelah deklarasi kemerdekaannya.

Tujuan utama Mesir adalah mencegah terbentuknya negara Yahudi dan merebut wilayah Palestina. Mesir sempat menduduki sebagian wilayah di selatan Israel, terutama wilayah Negev, namun pasukan Israel berhasil melakukan serangan balik dan mengepung pasukan Mesir di “kantong Faluja.”

Hasil akhirnya adalah gencatan senjata yang memaksa Mesir mundur tanpa mencapai tujuannya. Pada tahun 1956, dalam Krisis Suez, Mesir kembali berkonflik dengan Israel setelah nasionalisasi Terusan Suez oleh Presiden Gamal Abdel Nasser.

Israel, dengan dukungan Inggris dan Prancis, menyerang Mesir dan berhasil merebut Semenanjung Sinai. Namun, tekanan dari Amerika Serikat dan Uni Soviet membuat pasukan Israel harus mundur.

Tujuan strategis Mesir, yaitu mempertahankan kedaulatan atas Suez dan mengusir Israel, tetap tercapai berkat diplomasi internasional, namun dari sisi militer Mesir kalah.

Pada Perang Enam Hari tahun 1967, Mesir kembali menjadi aktor utama dalam koalisi Arab yang berusaha menekan Israel. Namun, Israel meluncurkan serangan preemptive yang menghancurkan angkatan udara Mesir di darat.

Dalam waktu enam hari, Israel berhasil merebut Semenanjung Sinai dari Mesir. Meskipun pada Perang Yom Kippur 1973 Mesir berhasil mengejutkan Israel dengan menyebrangi Terusan Suez dan menghancurkan garis pertahanan Bar-Lev, Israel akhirnya membalik keadaan dan mengepung pasukan Mesir di barat kanal.

Tujuan Mesir untuk merebut kembali Sinai gagal total, meskipun kemudian wilayah tersebut dikembalikan melalui jalur diplomatik dalam Perjanjian Camp David 1979.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |