Suka Bercanda? Perhatikan Batasan dan Adabnya!

8 hours ago 36

loading...

Suka bercanda sah-sah saja dilakukan. Namun, ada batasan dan adabnya yang harus diperhatikan terutama oleh seorang muslim. Foto ilustrasi/pixabay

Suka bercanda sah-sah saja dilakukan, namun, ada batasan dan adab -nya yang harus diperhatikan terutama oleh seorang muslim.

Dalam sebuah riwayat Imam Abu Daud dan Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pernah adu cepat lari sebanyak dua kali bersama istrinya, 'Aisyah radhiyallahu 'anha, yang pertama ‘Aisyah pemenang dan yang kedua 'Aisyah kalah."

Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan bahwa Rasulullah shallalallahu alaihi wa sallam bercanda dengan sahabatnya bernama Zahir, beliau mengagetkannya dengan cara memeluknya dari belakang dan menutup mata Zahir ketika berjualan di pasar, dan seterusnya.

Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Sungguh, ada seorang lelaki meminta kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam sebuah kendaraan untuk dinaiki. Nabi mengatakan, 'Aku akan memberimu kendaraan berupa anak unta.' Orang itu (heran) lalu berkata, 'Apa yang bisa saya perbuat dengan anak unta itu?' Nabi bersabda: "Bukankah unta betina itu tidak melahirkan selain unta (juga)?". (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Orang-orang saleh juga bergurau. Bakr bin Abdullah mengisahkan, "Dahulu para sahabat Nabi (bergurau dengan) saling melempar semangka. Tetapi, ketika mereka dituntut melakukan sesuatu yang sungguh-sungguh, maka mereka adalah para kesatria." (Lihat Shahih Al-Adabul Al Mufrad No. 201)

Pada suatu hari, Imam Asy-Sya’bi rahimahullah bergurau, maka ada orang yang menegurnya dengan mengatakan, "Wahai Abu ‘Amr (Imam Asy Sya’bi), apakah kamu bercanda?" Beliau menjawab, "Seandainya tidak begini kita akan mati karena bersedih." (Al-Adab Asy Syar’iyyah, 2/214)

Batasan atau Adab Bercanda dalam Islam

1. Hindari Berbohong

Tidak sedikit manusia berbohong-berkata dusta hanya untuk mencari perhatian dan tawa manusia. Kadang mereka mencampurkan antara yang fakta dan kebohongan atau ada yang bohong sama sekali. Islam membimbing umatnya agar jujur dalam serius maupun candanya.

Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah bersabda: "Seorang hamba tidak dikatakan beriman dengan sepenuhnya kecuali jika dia meninggalkan berbohong ketika bergurau, dan meninggalkan berdebat meski ia benar." (HR Ahmad)

Dr. Muhammad Rabi’ Muhammad Jauhari mengatakan: "Beliau (Nabi) memberikan arahan kepada para sahabatnya agar memiliki komitmen yang kuat untuk jujur dalam bergurau dan memperingatkan dari dusta saat bergurau. Dari Bahz bin Hakim, katanya: berkata ayahku, dari ayahnya, katanya: bahwa Rasulullah bersabda: "Celakalah bagi yang bicara lalu dia berdusta hanya untuk membuat orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia." (HR Abu Daud, At Tirmidzi).

2. Hindari Kata-kata Kotor, Kasar, dan Keji

Kadang ada orang yang bergurau dengan menggunakan kata-kata kotor dan tidak pantas, baik mengandung porno, mengejek secara kasar, bisa jadi semua berawal dari sindiran kecil, dan semisalnya. Boleh jadi itu mengundang tawa. Tapi itu adalah gurauan berkualitas rendah yang tidak pantas dilakukan seorang muslim.

Allah berfirman:

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |