3 Alasan Timor Leste Baru Bergabung ASEAN pada 2025, dari Pembangunan hingga Menjaga Stabilitas

4 hours ago 19

loading...

Timor Leste bergabung dengan ASEA untuk menjaga stabilitas dan pembangunan. Foto/X/ASEAN

DILI - Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ( ASEAN ) menyambut Timor Leste sebagai anggota terbarunya. Itu dianggap "mimpi yang terwujud" bagi negara kecil tersebut.

"Hari ini, sejarah telah tercipta," ujar Perdana Menteri Xanana Gusmao kepada para pemimpin lainnya saat bendera Timor Leste, yang juga dikenal sebagai Timor Leste, ditambahkan ke dalam 10 bendera lainnya di atas panggung pada sebuah upacara resmi di Kuala Lumpur.

Ini adalah perluasan pertama ASEAN sejak tahun 1990-an dan telah dipersiapkan selama lebih dari satu dekade.

"Bagi rakyat Timor Leste, ini bukan hanya mimpi yang terwujud, tetapi juga penegasan yang kuat atas perjalanan kami — yang ditandai dengan ketahanan, tekad, dan harapan," ujarnya.

Upacara tersebut menandai pembukaan KTT tahunan ASEAN, yang dilanjutkan dengan dua hari pertemuan tingkat tinggi dengan mitra-mitra utama, termasuk Tiongkok, Jepang, India, Australia, Rusia, Korea Selatan, dan AS.

3 Alasan Timor Leste Baru Bergabung ASEAN pada 2025, dari Pembangunan hingga Menjaga Stabilitas

1. Akses ke Komunitas Ekonomi ASEAN

Aksesi Timor Leste ke ASEAN memberi negara tersebut, yang hanya berpenduduk 1,4 juta jiwa dan PDB sekitar USD2 miliar, akses yang lebih baik ke komunitas ekonomi negara-negara dengan sekitar 680 juta jiwa dan ekonomi senilai USD3,8 triliun.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang negaranya memegang kepemimpinan bergilir blok tersebut, mengatakan aksesi Timor Leste "melengkapi keluarga ASEAN, penegasan takdir bersama kita dan rasa kekerabatan regional yang mendalam."

Ia mengatakan tujuan ASEAN adalah untuk "mengejar pertumbuhan yang tangguh dan adil, serta untuk menjaga kesejahteraan generasi mendatang."

Integrasi negara termuda di kawasan ini, dan salah satu yang termiskin, menunjukkan "inklusivitas dan kemampuan adaptasi ASEAN, terutama di saat fluktuasi geopolitik," kata Angeline Tan, seorang analis di Institut Studi Strategis & Internasional Malaysia:

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |