Trump Hanya Bisa Gigit Jari ketika Musuh-musuh AS Disatukan oleh China

5 hours ago 29

loading...

WASHINGTON - Presiden Donald Trump marah karena China bersekongkol dengan teman-teman pemimpin kuatnya. Trump meledak di media sosial pada Selasa malam — waktu AS — ketika rekaman televisi menayangkan pemimpin China Xi Jinping yang menjamu para pemimpin otoriter Rusia dan Korea Utara dalam parade militer yang memukau di Beijing.

“Sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin, dan Kim Jong Un, saat kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat,” tulis Trump dalam sebuah pesan kepada Xi, dilansir CNN.

Unggahan Truth Social yang terdengar di seluruh dunia memiliki satu arti: Jika dua pertemuan besar Tiongkok yang dihadiri para pemimpin otoriter, musuh AS, dan mantan sekutu minggu ini dimaksudkan sebagai penghinaan pribadi terhadap presiden AS, hal itu berhasil dengan sempurna. Dan hal itu menggarisbawahi kesia-siaan upayanya untuk menundukkan para pemimpin global sejati yang keras pada pesona seni berundingnya dan klaimnya bahwa hubungannya yang konon dekat dengan para pemimpin tersebut dapat menjadi penentu.

Trump bertemu dengan Putin di Alaska bulan lalu, tetapi sambutan meriahnya di karpet merah sejauh ini gagal membuka kemajuan apa pun dalam mengakhiri perang di Ukraina. Putin telah menentang harapan Trump dengan meningkatkan serangan terhadap warga sipil dan menunda perundingan dengan Presiden Volodymyr Zelensky. Pertemuan puncak periode pertama presiden AS dengan Kim juga tidak berhasil. Pemimpin Korea Utara kini memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada sebelum ia berpartisipasi dalam diplomasi foto-foto Trump.

Omelan daring sang presiden selanjutnya menunjukkan bahwa rakyat Amerika telah menderita kerugian besar dalam perjuangan melawan musuh bersama, kekaisaran Jepang, yang peringatan 80 tahun kekalahannya diperingati di Beijing pada hari Rabu.

Baca Juga: Melalui Parade Militer China, Xi Jinping Siap Pimpin Tatanan Dunia Baru

"Banyak rakyat Amerika gugur dalam perjuangan China meraih Kemenangan dan Kejayaan. Saya harap mereka pantas dihormati dan dikenang atas Keberanian dan Pengorbanan mereka!" tulis Trump.

Perayaan besar China ini terjadi di tengah situasi internasional yang menegangkan karena negara adidaya Asia yang baru ini berupaya memanfaatkan kebijakan luar negeri Trump yang tidak menentu, yang telah menghancurkan reputasi Amerika sebagai kekuatan besar yang dapat diandalkan.

Kemarahan Trump ironis, karena beberapa hari terakhir di China telah menyaksikan pertunjukan performatif yang ia sukai.

Namun, berkumpulnya kekuatan-kekuatan anti-Barat di Tianjin dan Beijing lebih dari sekadar trolling. Ini merupakan peringatan dini bahwa kebijakan periode kedua Trump yang didasarkan pada pemaksaan tarif, intimidasi terhadap negara-negara yang lebih kecil, dan nasionalisme "America First" mungkin menjadi bumerang.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |