Pemerintah Akan Bentuk Satgas Nasional AI Terintegrasi

5 hours ago 22

loading...

Menko PMK Pratikno dalam konferensi pers usai Rapat Koordinasi Tingkat Menteri membahas penyiapan SDM Unggul Masa Depan dengan Mengoptimalkan Kecerdasan Buatan (AI) di Kemenko PMK, Selasa (29/4/2025). FOTO/BINTI MUFARIDA

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menekankan pentingnya kesiapan Indonesia dalam menghadapi disrupsi tatanan kehidupan yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) . Karena itu, pemerintah akan membentuk Gugus Tugas Nasional AI Terintegrasi.

"Manusia tanpa AI akan sulit memenangkan kompetisi melawan manusia dengan AI," ujar Pratikno saat memimpin Rapat Koordinasi Tingkat Menteri membahas penyiapan SDM Unggul Masa Depan dengan Mengoptimalkan Kecerdasan Buatan (AI) di Kemenko PMK, Selasa (29/4/2025).

Pratikno menegaskan, penguasaan terhadap AI kini menjadi keharusan, bukan hanya dalam konteks teknologi semata, tetapi juga berkaitan erat dengan posisi geopolitik, daya saing ekonomi, serta ketahanan bangsa.

Menurutnya, pembangunan manusia di Indonesia saat ini menghadapi dua gelombang disrupsi besar, yaitu digitalisasi dan kecerdasan buatan. Apabila tidak diantisipasi dengan cepat dan tepat, disrupsi ini dapat mengakibatkan melemahnya kemampuan berpikir kritis, kreativitas, serta pengambilan keputusan yang keliru di kalangan masyarakat.

"Masyarakat kita berpotensi kehilangan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan pengambilan keputusan sendiri jika kita tidak bergerak cepat," tegasnya.

Dalam rapat ini dibahas pula berbagai peluang yang dapat dioptimalkan melalui pemanfaatan kecerdasan buatan, seperti pengembangan sistem peringatan dini bencana, penguatan proses pengambilan kebijakan berbasis data, penerapan kurikulum pembelajaran yang lebih fleksibel, peningkatan layanan kesehatan, serta penguatan sistem pertahanan nasional.

Meski membawa berbagai peluang, penggunaan AI juga membawa risiko besar, antara lain penyebaran disinformasi, manipulasi konten berbasis deepfake, ketergantungan berlebihan terhadap teknologi, hingga hilangnya kesempatan ekonomi akibat perubahan struktur pasar kerja.

Sebagai langkah konkret, pemerintah akan merumuskan Strategi Nasional Pendidikan dan Pengembangan SDM AI Terintegrasi, serta membentuk Gugus Tugas Nasional yang mencakup berbagai kementerian dan lembaga terkait.

"Negara-negara lain sudah bergerak cepat. Saatnya Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pengembang teknologi AI yang beretika dan berdaulat," tegasnya.

Sebagai bagian dari upaya menuju Indonesia Emas 2045, Menko PMK menegaskan pentingnya investasi jangka panjang untuk menghasilkan smart user, smart developer, dan smart preneur AI.

"Kita perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menguasai teknologi dan inovasi, sehingga dengan itu, kita punya kesempatan menuju kedaulatan AI. Kita harus membangun sebuah ekosistem yang didukung oleh regulasi dan strategi yang kuat menuju kedaulatan AI Indonesia," katanya.

(abd)

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |