loading...
Kongres Wanita Indonesia (Kowani) meluncurkan gerakan nasional dan internasional bertajuk 1.000 Profesi Perempuan & Gen Z. Foto/istimewa
JAKARTA - Kongres Wanita Indonesia ( Kowani ) meluncurkan gerakan nasional dan internasional bertajuk 1.000 Profesi Perempuan & Gen Z. Peluncuran tersebut digelar di Tennis Indoor Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Senin, 21 April 2025.
Peluncuran yang mengambil momentum peringatan Hari Kartini ini diresmikan langsung Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Choiri Fauzi serta dihadiri Istri Wakil Presiden (Wapres) Selvi Ananda Rakabuming Raka.
“Kartini bukan sekadar simbol, tapi energi sosial yang menggerakkan bangsa. Kita ingin meneruskan cita-cita beliau agar perempuan Indonesia menjadi pribadi yang berdaya, mandiri, berpendidikan, dan memiliki mimpi tinggi serta mampu mewujudkannya,” ujar Selvi di hadapan ribuan peserta yang terhubung secara luring maupun daring dari seluruh dunia, Selasa (22/4/2025).
Selvi menegaskan, kekuatan perempuan dan Gen Z bukan hanya potensi demografi, tetapi fondasi utama masa depan Indonesia. Selvi menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif Kowani yang mengangkat 1.000 jenis profesi perempuan dari 17 sektor strategis, mulai dari pendidikan, kesehatan, teknologi, maritim, hingga pertahanan.
Menteri PPPA Arifah Choiri Fauzi menyebut, Hari Kartini sebagai momentum reflektif untuk menyambung perjuangan perempuan Indonesia yang selama ini tertinggal dalam akses, partisipasi, dan pengambilan keputusan.
”Kemajuan bangsa tidak akan pernah terwujud tanpa kemajuan perempuan. Kartini adalah simbol keberanian berpikir merdeka dan bertindak maju. Hari ini, terang itu hadir dalam sosok perempuan Indonesia dari berbagai latar belakang profesi, yang memimpin dari garis depan,” tegas Menteri Arifah.
Program 1.000 Profesi Perempuan & Gen Z hadir sebagai respons konkret terhadap dinamika zaman, di mana perempuan dan generasi muda dituntut adaptif dalam teknologi, kepemimpinan, dan solidaritas sosial.
Melalui format hybrid, kegiatan ini menjangkau lebih dari satu juta partisipan secara nasional dan internasional, termasuk diaspora dan pekerja migran Indonesia di 30 negara lebih.