Kasus Dugaan Korupsi Proyek di PTPN XI, Polri Geledah HK Tower Jaktim

3 weeks ago 21

loading...

Kortas Tipidkor Polri menggeledah Gedung HK Tower di MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur. Foto/SindoNews

JAKARTA - Korps Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Kortas Tipidkor) Polri menggeledah Gedung HK Tower di MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur. Penggeledahan tersebut terkait kasus dugaan korupsi di PTPN XI.

Waka Kortas Tipidkor Polri Brigjen Pol Arief Adiharsa mengatakan, penggeledahan dilakukan terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi pada pekerjaan proyek pengembangan dan modernisasi PG Djatiroto PTPN XI terintegrasi Engineering, Procurement, Construction and Commisioning (EPCC) 2016.

"Iya betul, lagi sedang berjalan, sedang berlangsung (penggeledahan)," kata Arief Adiharsa saat dikonfirmasi, Kamis (20/2/2025).

Arief menyebut penggeledahan telah dilakukan sejak pukul 10.00 WIB, dan masih berlangsung hingga pukul 11.45 WIB. Tujuannya, mengumpulkan barang bukti dalam praktik korupsi tersebut. "Ya tujuannya (menemukan barang bukti)," katanya.

Baca Juga

Kortas Tipidkor Polri Turun Tangan Usut Dugaan Korupsi Kasus Pagar Laut Tangerang

Arief belum bisa memerinci terkait apa saja barang bukti yang sudah ditemukan oleh penyidik di lapangan. Karena, penggeledahan masih berlangsung. "Belum (ada laporan barang bukti apa yang dibawa). (Penggeledahan) Masih berlangsung," katanya.

Sebelumnya, Arief mengatakan proyek pengembangan dan modernisasi PG Djatiroto PTPN XI itu sudah direncanakan di 2014. "Proyek ini sebagai tindak lanjut program strategis BUMN didanai oleh PMN yang dialokasikan pada APBN-P tahun 2015," kata Arief, Senin, 12 Agustus 2024.

Baca Juga

Kapolri Pastikan Kortas Tipidkor Bakal Ungkap Kasus Korupsi Besar

Arief mengungkap, nilai kontrak proyek pengadaan tersebut sebesar Rp871 miliar, dan berdasarkan hasil penyelidikan ditemukan adanya perbuatan melawan hukum pada proses perencanaan, pelelangan, pelaksanaan maupun pembayaran yang tidak sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. "Sehingga mengakibatkan proyek belum selesai dan diduga menimbulkan kerugian negara," katanya.

Adapun beberapa fakta penyidikan diungkap Arief, yakni anggaran untuk pembiayaan proyek EPCC PG Djatiroto Lumajang kurang, dan tak tersedia sepenuhnya sesuai dengan nilai kontrak sampai kontrak ditandatangani.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |