Goodbye Charger! Ilmuwan Ciptakan Baterai Hidup dari Jamur, Tinggal Siram Langsung ON!

6 hours ago 19

loading...

Alih-alih diisi ulang dengan listrik, baterai ini diberi nutrisi dan air agar dapat berfungsi. Foto: ist

JAKARTA - Ilmuwan di Swiss telah mengembangkan baterai jamur yang bisa menyala bukan dengan dicas, tapi “diberi makan”. Menariknya lagi, baterai ini adalah sumber daya hidup yang sepenuhnya dapat terurai secara hayati, terbuat hampir seluruhnya dari bahan alami.

Para ilmuwan di Swiss baru saja mengembangkan baterai jamur. Ramah lingkungan, karena merupakan sumber daya hidup yang sepenuhnya dapat terurai secara hayati. Terbuat hampir seluruhnya dari bahan alami.

Alih-alih diisi ulang dengan listrik, baterai ini diberi nutrisi dan air agar dapat berfungsi.

Pada 2030, dunia diperkirakan akan menghasilkan 75 juta metrik ton limbah elektronik. Sebagian besar baterai saat ini mengandung logam beracun dan komponen sintetis, yang sulit didaur ulang dan berbahaya bagi lingkungan. Itulah mengapa para peneliti di Empa, institut ilmu material Swiss, beralih ke jamur sebagai sumber daya alternatif.

Inovasi mereka tidak hanya cerdas; tetapi juga berpotensi transformatif. Baterai jamur baru ini dapat dikomposkan, tidak beracun, dan terbuat dari selulosa, lilin lebah, dan ragi. Desainnya menggunakan dua spesies jamur: Saccharomyces cerevisiae (sejenis ragi) dan Trametes pubescens (jamur pelapuk putih). Di dalam anoda baterai, ada ragi memecah gula dan melepaskan elektron.

Elektron-elektron ini bergerak ke katoda, di mana enzim dari jamur pelapuk putih membantu menyelesaikan sirkuit dan menghasilkan arus listrik. Terlebih lagi, baterai ini secara harfiah ditumbuhkan menggunakan tinta cetak 3D yang terbuat dari selulosa, bahan karbon, dan sel-sel jamur itu sendiri.

Jamur berkembang biak langsung di dalam struktur, ditopang oleh nutrisi yang tertanam dalam material. Setelah dicetak, baterai hanya membutuhkan beberapa minggu untuk berfungsi penuh.

Sebuah baterai jamur tunggal menghasilkan antara 300 dan 600 milivolt dan dapat berjalan terus menerus selama beberapa hari. Ketika empat baterai dihubungkan, mereka dapat menyalakan perangkat kecil seperti sensor lingkungan hingga 65 jam.

Karena dapat disimpan dalam keadaan kering dan hanya perlu diaktifkan dengan air dan nutrisi, baterai ini ideal untuk digunakan di daerah terpencil, pertanian, atau aplikasi medis di mana baterai tradisional kurang memadai.

Tentu saja, baterai jamur ini masih dalam tahap awal pengembangan, tetapi ini merupakan pergeseran yang menjanjikan menuju elektronik berkelanjutan. Para peneliti sudah bereksperimen dengan berbagai jenis jamur untuk meningkatkan daya dan memperpanjangmasasimpan.

(dan)

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |