FIFA Beri Kelonggaran, SUGBK Bisa Penuh Lawan China Asal Penuhi Syarat Ini

1 day ago 28

loading...

Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) telah menjatuhkan sanksi kepada PSSI terkait perilaku suporter yang dinilai diskriminatif saat Timnas Indonesia menjamu Bahrain / Foto: Isra Triansyah

Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) telah menjatuhkan sanksi kepada PSSI terkait perilaku suporter yang dinilai diskriminatif saat Timnas Indonesia menjamu Bahrain. Sanksi itu berupa denda Rp400 juta dan pengurangan penonton dalam laga kandang melawan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), sebanyak 15 persen.

Namun begitu, FIFA tetap memberi kelonggaran kepada Timnas Indonesia soal hukuman pengurangan penonton. Kandang Timnas Indonesia masih bisa penuh jika memenuhi persyaratan dari FIFA.

Syaratnya, Indonesia harus memberikan 15 persen kursi yang kosong itu kepada komunitas anti-diskriminasi saat Timnas Indonesia menjamu China di SUGBK, 5 Juni 2025. Ini sebagaimana disampaikan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga.

Baca Juga: FIFA Sanksi PSSI Denda Rp400 Juta dan Pembatasan Penonton 15 Persen, Mengapa?

Arya menjelaskan, Indonesia juga harus menggaungkan kampanye anti-diskriminasi serta memberi edukasi kepada para suporternya tentang bahaya diskriminasi. "Tapi FIFA juga memberikan ruang alternatif, boleh saja 15 persen itu diberikan tapi kepada komunitas antidiskrimnasi atau komunitas khusus seperti keluarga, pelajar, atau perempuan. Mereka harus memang spanduk antidiskriminasi," jelas Arya, dalam keterangannya, Minggu (11/5/2025).

"Jadi, kemudian, FIFA juga meminta pada PSSI untuk membikin planning rencana komprehensif melawan tindakan diskriminasi di sepak bola Indonesia. Ini adalah hal yang berat yang kita terima karena FIFA itu memiliki prinsip, kesetaraan, kemanusiaan, dan saling menghargai jadi tidak boleh ada hate speech, ujaran kebencian, tidak boleh ada rasisme, xenophobia dan lain-lain," tambah Arya.

"Ini merugikan kita semua. Kita harus tanggung bersama semua. Ke depan kita harus lakukan langkah literasi dan pendidikan agar tidak melakukan hal-hal diskriminasi," imbuhnya.

(yov)

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |