loading...
George Soros kerap dimusuhi banyak pemimpin dunia. Foto/X/@georgesoros
WASHINGTON - George Soros merupakan seorang filantropis Yahudi multi-miliarder yang telah menyumbangkan USD32 miliar. Mengapa kelompok sayap kanan ekstrem dari Amerika hingga Australia dan dari Hongaria hingga Honduras percaya bahwa George Soros adalah jantung dari konspirasi global.
5 Fakta George Soros Mengguncang Dunia, Salah Satunya Dimusuhi Banyak Pemimpin Dunia
1. Menghancurkan Bank of England
Melansir BBC, di Inggris, Soros dikenal sebagai "orang yang menghancurkan Bank of England" pada tahun 1992. Bersama spekulan mata uang lainnya, ia meminjam pound sterling, lalu menjualnya, yang turut menekan harga pound sterling di pasar valuta asing dan akhirnya memaksa Inggris keluar dari Mekanisme Nilai Tukar Eropa. Dalam prosesnya, ia meraup $1 miliar.
Emigran Hongaria ini, yang selamat dari Holocaust dan melarikan diri dari Komunis, diperkirakan telah meraup total sekitar USD44 miliar melalui spekulasi keuangan. Ia juga telah menggunakan kekayaannya untuk mendanai ribuan proyek pendidikan, kesehatan, hak asasi manusia, dan demokrasi.
BacaJuga: Maduro: 8 Kapal Perang AS dengan 1.200 Rudal Targetkan Venezuela
2. Berlindung di Balik Open Society
Didirikan pada tahun 1979, Yayasan Open Society miliknya kini beroperasi di lebih dari 120 negara di seluruh dunia. Namun, filantropinya yang berani dalam mendukung tujuan-tujuan liberal dan demokratis ini semakin menjadikannya momok bagi kaum kanan.
Teori konspirasi pertama tentang George Soros muncul di awal 1990-an, tetapi teori tersebut benar-benar mendapatkan daya tarik setelah ia mengutuk Perang Irak 2003 dan mulai menyumbangkan jutaan dolar kepada Partai Demokrat AS. Sejak saat itu, para komentator dan politisi sayap kanan Amerika terus menyerangnya dengan amarah dan kebencian yang semakin meningkat, dan seringkali tanpa memperhatikan fakta.
Namun, kemenangan Donald Trump dalam pemilulah yang membawa serangan terhadap Soros ke tingkat yang baru dan berbahaya.
3. Melawan Supremasi Kulit Putih di AS
Melansir BBC, delapan bulan setelah Trump menjabat sebagai presiden, pada Agustus 2017, neo-Nazi mengadakan prosesi obor di Charlottesville, Virginia. Bentrokan dengan demonstran tandingan berakhir dengan tragedi, ketika seorang supremasi kulit putih menabrakkan mobilnya ke kerumunan dan menewaskan Heather Heyer yang berusia 32 tahun.
Di kalangan sayap kanan AS, segera muncul klaim bahwa kekerasan tersebut didalangi dan dibiayai oleh Soros, untuk mencoreng reputasi Presiden Trump. Mereka mengatakan kunci dari rencana rahasia ini adalah seorang pria bernama Brennan Gilmore, yang merekam mobil yang ditabrakkan ke arah para demonstran. Pembawa acara radio sayap kanan, Alex Jones, mengklaim Gilmore dibayar $320.000 per tahun oleh Soros dan merupakan bagian dari kudeta negara bagian untuk menggulingkan presiden.