11.000 Pekerja Pabrikan Mobil Jepang Kena PHK, 7 Pabrik Nissan Ditutup

5 hours ago 30

loading...

Pabrikan mobil Jepang, Nissan bakal PHK terhadap 11.000 pekerja secara global dan menutup tujuh pabrik di tengah perombakan bisnis saat penjualan terus melemah. Foto/Dok SINDO Photo

JAKARTA - Pabrikan mobil Jepang, Nissan mengumumkan, bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 11.000 pekerja secara global dan menutup tujuh pabrik di tengah perombakan bisnis saat penjualan terus melemah.

Penurunan penjualan mobil Nissan di China dan potongan harga besar-besaran di AS (Amerika Serikat) sebagai dua pasar terbesarnya, memberikan dampak yang berat pada pendapatan perusahaan. Sementara itu rencana merger dengan Honda dan Mitsubishi berakhir gagal pada bulan Februari 2025, lalu.

Kabar terbaru ini membuat Nissan dalam setahun terakhir secara total sudah memangkas karyawan mencapai 20.000, atau 15% dari total tenaga kerjanya. Belum jelas di wilayah mana pemutusan pekerjaan akan dilakukan, atau apakah pabrik Nissan di Sunderland akan terpengaruh.

Diketahui Nissan mempekerjakan sekitar 133.500 orang secara global, dengan sekitar 6.000 pekerja di Sunderland. Baca Juga: KSPI: 8.000 Karyawan Panasonic Indonesia Terancam PHK

"Dua pertiga dari pemutusan pekerjaan terbaru akan berasal dari sektor manufaktur, sementara sisanya berasal dari pemasaran, pekerjaan administrasi, penelitian, dan karyawan kontrak," kata CEO perusahaan, Ivan Espinosa.

Sebelumnya Nissan juga mengumumkan pengurangan 9.000 pekerja pada bulan November sebagai bagian dari upaya penghematan biaya yang katanya akan mengurangi produksi globalnya sebesar sepertiga.

Sementara itu pada bulan Februari, pembicaraan antara Nissan dan pesaing besarnya Honda gagal, setelah kedua perusahaan tidak dapat mencapai kesepakatan tentang kerja sama bernilai miliaran dolar. Rencana pembicaraan itu bakal menggabungkan bisnis mereka di tengah ketatnya persaingan, terutama melawan China.

Penggabungan tersebut akan menciptakan raksasa industri otomotif senilai USD60 miliar, yang akan membuatnya menjadi terbesar keempat di dunia berdasarkan penjualan kendaraan setelah Toyota, Volkswagen, dan Hyundai.

Setelah kegagalan negosiasi, kepala eksekutif saat itu Makoto Uchida digantikan oleh Espinosa, yang merupakan kepala perencanaan perusahaan dan kepala divisi motorsport. Nissan juga melaporkan kerugian tahunan sebesar 670 miliar yen (USD4,5 miliar).

Kinerja Nissan yang babak belur diperparah oleh tarif Presiden AS Donald Trump yang semakin memberikan tekanan pada perusahaan. Seiring meningkatnya ketidakpastian, raksasa produsen mobil itu tidak mempunyai proyeksi pendapatan pada tahun depan.

Baca Juga: Digulung Tsunami PHK, 83.450 Orang Mendadak Jadi Pengangguran

Sedangkan pada minggu lalu, Nissan membatalkan rencana untuk membangun pabrik baterai dan kendaraan listrik di Jepang. Perusahaan juga terseok-seok pada pasar utama mereka, termasuk China di mana persaingan yang ketat telah mengakibatkan penurunan harga.

(akr)

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |