Siapa Hossam Nasr dan Abdo Mohamed? Mantan Staf Microsoft yang Tuding Bill Gates Mendukung Genosida di Gaza

5 hours ago 17

loading...

Hossam Nasr dan Abdo Mohamed menuding Bill Gates mendukung genosida di Gaza. Foto/Anadolu

WASHINGTON - Hossam Nasr dan Abdo Mohamed, dua mantan karyawan Microsoft yang dipecat pada tahun 2024 karena mengorganisir acara peringatan untuk mendukung warga Palestina menuduh perusahaan tersebut terlibat dalam genosida Israel di Gaza dan apartheid sistemik di Tepi Barat.

Siapa Hossam Nasr dan Abdo Mohamed? Mantan Staf Microsoft yang Tuding Bill Gates Mendukung Genosida di Gaza

1. Israel Gunakan Teknologi Microsoft untuk Menyerang Warga Gaza

Hossam Nasr, seorang insinyur perangkat lunak, dan Abdo Mohamed, seorang ilmuwan data, mengatakan kepada Anadolu bahwa layanan teknologi Microsoft, termasuk komputasi awan, kecerdasan buatan (AI), penerjemahan, dan penyimpanan data, telah menjadi alat penting yang digunakan oleh militer Israel untuk mengintensifkan operasinya terhadap warga Palestina.

Nasr mengatakan kampanye “No Azure for Apartheid”, yang mereka dirikan bersama, terinspirasi oleh upaya sebelumnya di perusahaan teknologi lain.

“Kampanye itu dimulai saat bom dijatuhkan di kepala anak-anak Palestina di Gaza setelah peristiwa Sheikh Jarrah pada tahun 2021,” katanya.

“Kami mengambil inspirasi dari rekan-rekan kami di Google dan Amazon… untuk meluncurkan kampanye kami sendiri di Microsoft pada tahun 2024,” katanya.

Tuntutan utama mereka, jelasnya, adalah memutuskan kemitraan Microsoft yang mendukung operasi militer.

“Tidak cukup lagi hanya menghadiri rapat dengan para eksekutif atau menulis email,” kata Nasr.

“Sangat penting bagi kami… untuk berhenti memberikan kontribusi material dan bermitra secara material terhadap genosida saudara-saudari kami di Palestina,” tegasnya.

2. Microsoft Menyediakanan Berbagai Layanana Teknologi untuk Militer Israel

Menurut Nasr, Microsoft menyediakan layanan cloud, kemampuan AI, penerjemahan, dan penyimpanan data untuk militer Israel, dan “mereka menggunakan layanan penerjemahan Microsoft untuk menerjemahkan data yang mereka kumpulkan tentang warga Palestina dari bahasa Arab ke bahasa Ibrani.”

“Kemudian mereka memasukkannya ke dalam jaringan sistem penargetan AI yang membantu menentukan lokasi pengeboman di Gaza dan membantu Israel mengklasifikasikan warga Palestina yang tidak bersalah sebagai teroris,” katanya, mengutip laporan yang menunjukkan peningkatan 200 kali lipat dalam penggunaan alat AI Microsoft oleh Israel antara Oktober 2023 dan Maret 2024.

“Penggunaan penyimpanan cloud mereka meningkat menjadi 13,6 petabyte,” tambahnya.

“Microsoft Azure juga menjadi tuan rumah bank target untuk militer Israel,” katanya, seraya mencatat: “Microsoft Azure menjadi tuan rumah pencatatan sipil penduduk Palestina.”

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |