Satryo Soemantri Kena Reshuffle Kabinet, Syahganda: Langkah Tepat dan Cepat

3 weeks ago 10

loading...

Direktur Lembaga Kajian Sabang Merauke Circle Syahganda Nainggolan menilai keputusan Presiden Prabowo Subianto melakukan pergantian Mendikti Saintek dari Satryo Soemantri Brodjonegoro menjadi Brian Yuliarto sudah tepat. Foto/Istimewa

JAKARTA - Satryo Soemantri Brodjonegoro kena reshuffle kabinet. Jabatan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) dijabat oleh Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Brian Yuliarto yang dilantik hari ini di Istana Negara, Jakarta.

Pengamat Politik sekaligus Direktur Lembaga Kajian Sabang Merauke Circle Syahganda Nainggolan menilai keputusan Presiden Prabowo Subianto melakukan pergantian Mendikti Saintek dari Satryo Soemantri Brodjonegoro menjadi Brian Yuliarto sudah tepat.

“Terkait pemberhentian Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro, Presiden telah melakukan langkah yang tepat dan cepat. Hal itu penting untuk mendisiplinkan pemerintahan oleh Presiden Prabowo,” kata Syahganda, Rabu (19/2/2025).

Baca Juga

Mendikti Saintek Di-reshuffle, Akankah 3 Menteri Prabowo Ini Menyusul?

Menurut Syahganda, Presiden Prabowo masih perlu lebih banyak lagi menjelaskan ide-ide pembangunannya kepada publik, sehingga diperlukan jajaran menteri di Kabinet Merah Putih yang mampu menjabarkan apa yang diinginkan oleh Prabowo. Dia melihat konsolidasi pemerintah dalam melaksanakan pembangunan berorientasi rakyat saat ini berlangsung intensif.

“Prabowo menghadapi kesulitan dalam menjelaskan ide-ide besarnya kepada kelas menengah, seperti mahasiswa. Sehingga, dia membutuhkan menteri yang kompatibel pada arus yang deras,” kata Syahganda yang juga lulusan ITB ini.

Syahganda berpendapat, kesalahan Satryo adalah ketidakmampuan menerjemahkan refocusing anggaran negara yang dipimpin Prabowo. “Kesalahan Satryo keliru membahasakan kebijakan Presiden kepada DPR dan masyarakat,” tuturnya.

Bahkan, lanjut dia, Satryo telah melakukan kesalahan dengan mengatakan dampak buruk efisiensi anggaran ketika rapat kerja dengan DPR beberapa waktu lalu, seperti kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT), beasiswa dipotong, dan dampak buruk terhadap tunjangan kinerja (tukin) dosen.

Dia melanjutkan, kesalahan Satryo ini memicu kemarahan mahasiswa, yang melakukan demo besar-besaran mengkritik pemerintah. Padahal, hal tersebut bisa dihindari.

Selanjutnya, Syahganda meminta agar semua jajaran pemerintahan mampu menerjemahkan kebijakan Presiden Prabowo dan membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat. Persoalan komunikasi politik pemerintah, menurut Syahganda, menjadi ancaman terbesar ke depan.

“Berbagai cita-cita Prabowo yang pro rakyat gagal dipahami masyarakat, khususnya mahasiswa,” pungkasnya.

(rca)

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |