Makam Fatimah, Nisan Tertua di Gresik Bertuliskan Ayat Kursi Jadi Bukti Penyebaran Islam di Jawa

2 days ago 21

loading...

Duplikat nisan tertua menggambarkan penyebaran Islam di Jawa. Foto: Avirista Midaada

GRESIK - Makam Fatimah binti Maimun di Gresik menggambarkan bagaimana awal mula penyebaran Islam di Jawa bagian timur. Nisan itu bertuliskan huruf arab kufi yang berisikan identitas makam dan cara penyebaran agama Islam yang diidentifikasi tertua di Indonesia.

Duplikat nisan ini ada di Museum Sejarah Universitas Negeri Malang (UM) yang dibuat mendekati 100 persen menyerupai aslinya. Tampak di nisan ini juga terdapat tulisan ayat Al-Qur’an dari Surat Al Baqarah ayat 255 atau ayat Kursi.

Sejarawan UM Najib Jauhari menuturkan nisan itu menjadi bukti penemuan makam Islam tertua di Indonesia. Berdasarkan identifikasi sejarahnya makam itu berasal dari tahun 1052 Masehi berisikan beberapa hal mengenai Malik Ibrahim meski tidak disebutkan detail.

"Ini nisan duplikat dari batu nisan Fatimah binti Maimun bertuliskan bahasa Arab, ini contohnya tulisan ayat Kursi. Tapi, ini identitasnya disamarkan sebagai Malik Ibrahim, hanya tokoh saja tidak disebutkan atau tersirat saja," ujar Najib di Laboratorium Sejarah UM, Minggu (30/3/2025).

Nisan ini juga menggambarkan bagaimana proses perkembangan Islam yang dilakukan oleh tokoh di batu nisan. Sosok Malik Ibrahim merupakan saudagar asal Persia yang datang ke Nusantara melalui jalur perdagangan.

"Dalam sejarah Islam yang mengutamakan asal usulnya dari mana dulu, sehingga kalau sekarang menugaskan analisis Wali Songo ada dari Persia, ada akulturasi budaya, perdagangan berarti seorang saudagar contohnya Malik Ibrahim," katanya.

Jika penyebaran Hindu Buddha di Indonesia dengan teori Waisya. Maka dari sanalah muncul beberapa teori penyebaran agama Islam di Indonesia melalui perdagangan jalur rempah-rempah. Bahkan, berdasarkan fakta sejarah di makam kuno Fir'aun ditemukan kapur barus dan minyak cengkeh yang berasal dari Nusantara.

"Di Islam juga dari saudagar, datang ke sini. Kalau di Islam semua orang punya kewajiban menyebarkan, menyampaikan walau satu ayat, tidak peduli kelompok, petani, pedagang, semua punya kewajiban dakwah semampunya," ujarnya.

Fase penyebaran Islam di masa Malik Ibrahim masih periode awal masuknya Islam di Indonesia. Malik Ibrahim hanya berinteraksi dengan beberapa orang atau warga pribumi melalui transaksi jual beli.

"Cuma hanya sebagian orang yang berinteraksi dengan dia (Malik Ibrahim) terutama berkaitan dengan jual belinya, sehingga dia tertarik kemudian ikut meniru ajarannya hingga akhirnya masuk Islam. Pengaruh terluas tentu kan paling efektif dengan pendidikan dan budaya," ujar Najib.

"Jadi kalau dianalisis pesantren tertuanya Ampeldento, Surabaya, sehingga melahirkan penyebarannya merata seperti Giri Gresik, tapi Giri itu pesantren politik," tambahnya.

(jon)

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |