Kisah Tragis Kuburan Mobil di China: Ribuan Mobil Baru Dibiarkan Berkarat Akibat Perang Harga

2 hours ago 32

loading...

Gambaran kuburan mobil listrik di China, dimana tidak ada yang mau membeli mobil listrik bekas. Foto: ist

CHENGDU, CHINA - Di sebuah pusat perbelanjaan di pinggiran kota Chengdu, ada sebuah showroom dengan pemandangan unik. Deretan mobil Audi buatan lokal diobral dengan diskon 50%. Lalu, SUV tujuh penumpang dari pabrikan FAW dijual seharga USD22.300 (sekitar Rp357 juta), lebih dari 60% di bawah harga resminya.

Bagaimana mungkin sebuah mobil baru dijual dengan harga serendah ini? Jawabannya sederhana, tapi amun mengerikan: karena China memiliki terlalu banyak mobil.

Ini adalah sisi gelap yang tak terungkap dari kisah sukses spektakuler China dalam menaklukkan dunia otomotif.
Kebijakan pemerintah yang ambisius, yang mendorong target produksi di atas permintaan pasar sebenarnya, telah berhasil menciptakan raksasa industri.

Namun kini, raksasa itu tengah kelaparan dan mulai "memakan dirinya sendiri."

Resep Bencana: Target Produksi di Atas Logika Pasar

 Ribuan Mobil Baru Dibiarkan Berkarat Akibat Perang Harga

Kekacauan ini berawal dari ambisi Beijing. Sebuah cetak biru kebijakan pada 2017 menetapkan target gila: memproduksi 35 juta kendaraan per tahun pada 2025.

Tergoda oleh subsidi dan didorong oleh tekanan politik, setiap pemerintah provinsi berlomba-lomba membangun pabrik mobil.

“Ketika ada arahan dari Beijing bahwa ini adalah industri strategis, setiap gubernur provinsi menginginkan pabrik mobil," kata Rupert Mitchell, analis yang pernah bekerja di sebuah startup EV China.

Hasilnya? Sebuah bencana kelebihan kapasitas. Menurut data, kapasitas pabrik mobil di China kini mampu memproduksi dua kali lipat dari 27,5 juta mobil yang mereka buat tahun lalu. Akibatnya, perang harga yang brutal dan merusak kini telah memasuki tahun ketiganya.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |