Khotbah Jumat : Wafat Isa Almasih bagi Umat Islam

1 day ago 26

loading...

Wafat Isa Al Masih atau Nabi Isa AS banyak dikaitkan dengan kisah penyaliban bagi umat Nasrani. Karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami bagaimana posisi Nabi Isa dalam Islam, Foto ilustrasi/ist

Wafat Isa Al Masih atau Nabi Isa AS banyak dikaitkan dengan kisah penyaliban bagi umat Nasrani. Karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami bagaimana posisi Nabi Isa dalam Islam, serta bagaimana Al-Qur'an dan Hadis memaparkan kisah kehidupannya, terutama peristiwa yang disebut sebagai “wafat”.

Melalui khotbah ini, kita juga diajak untuk menghargai keragaman tafsir yang berkembang dalam tradisi keilmuan Islam. Perbedaan pendapat para mufassir bukanlah hal yang perlu dipertentangkan, melainkan bisa menjadi refleksi akan luasnya rahmat ilmu dalam Islam.

Khotbah Jumat tentang Wafat Isa Almasih

Jamaah Jumat rahimakumullah

Pada tahun 2025 ini, umat Nasrani memperingati Hari Wafat Isa Al-Masih pada hari Jumat 18 April. Umat Nasrani meyakini bahwa Isa Al-Masih wafat dalam kayu salib pada hari Jumat. Hari itu kemudian mereka sebut Jumat Agung. Jatuhnya hari besar bagi umat Nasrani ini tidak menentu setiap tahunnya dalam sistem kalender Masehi karena berentang antara tanggal 22 Maret dan 25 April.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Dalam ajaran Islam, salah satu kewajiban umat adalah meyakini keberadaan dan kerasulan Isa 'Alaihis Salam sebagai salah satu dari dua puluh lima nabi yang wajib diimani. Membahas tentang Nabi Isa pada hari yang diyakini sebagian umat Kristiani sebagai hari wafatnya, merupakan upaya untuk meluruskan pemahaman yang beredar, khususnya mengenai peristiwa penyaliban dan wafatnya beliau menurut pandangan Islam.

Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan tegas membantah anggapan bahwa Nabi Isa dibunuh atau disalib dalam firman-Nya pada Surah An-Nisa ayat 157:

"Wa maa qataloohu wa maa shalaboohu wa laakin shubbiha lahum"

Yang artinya: "Mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, melainkan diserupakan bagi mereka."

Jamaah Jumat yang dimuliakan,

Dalam tradisi Kristiani, penyaliban Yesus dianggap sebagai bentuk penebusan dosa asal umat manusia, sebuah doktrin yang berkaitan erat dengan kisah pelanggaran Adam dan Hawa di surga. Dalam konsep ini, penyaliban dianggap sebagai pengorbanan untuk menghapuskan dosa warisan tersebut.

Sebaliknya, Islam tidak mengenal konsep dosa warisan. Dalam Islam, setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA:

"Kullu mauludin yuuladu 'alal fithrah"

Yang artinya: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci)."

Baca Juga

Mengenal 12 Murid Nabi Isa Alaihissalam, Siapa Saja?

Jamaah yang berbahagia,

Umat Kristiani juga meyakini bahwa setelah wafat di kayu salib, Yesus bangkit kembali pada hari ketiga, yang dikenal sebagai Hari Paskah. Lantas bagaimana pandangan Islam terhadap keyakinan tersebut? Para mufassir sepakat bahwa Nabi Isa tidak disalib. Sosok yang disalib, menurut Al-Qur’an, hanyalah orang yang diserupakan dengannya. Beberapa ulama berpendapat bahwa yang diserupakan itu adalah Yudas Iskariot.

Namun, terkait wafat atau tidaknya Nabi Isa, para mufassir memiliki perbedaan pendapat. Perbedaan ini bersumber dari penafsiran terhadap ayat dalam Surah Ali Imran ayat 55, Al-Ma’idah ayat 117, dan An-Nisa ayat 159. Perbedaan utamanya terletak pada makna kata "mutawaffika" dalam Surah Ali Imran ayat 55:

"Inni mutawaffika wa raafi’uka ilayya..."

Artinya: "Sesungguhnya Aku mewafatkanmu dan mengangkatmu kepada-Ku..."

Sebagian ulama, seperti Buya Hamka, Muhammad Abduh, dan Sayyid Rasyid Ridha menafsirkan kata "mutawaffika" secara literal sebagai wafat. Mereka berpendapat bahwa Allah benar-benar telah mewafatkan Nabi Isa, dan pengangkatan yang dimaksud adalah pengangkatan derajat, bukan secara fisik.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |