Hamas Siap Serahkan Tawanan Israel dan 4 Jasad yang Ditahan di Gaza

4 hours ago 18

loading...

Keluarga dan teman-teman sandera menyaksikan siaran televisi pembebasan sandera di apartemen di Tel Aviv, Israel, 22 Februari 2025. Foto/Tomer Neuberg/JINI/Xinhua

GAZA - Kelompok Palestina Hamas siap membebaskan tawanan Israel-Amerika Edan Alexander dan menyerahkan jenazah empat warga negara ganda lainnya.

Langkah ini diambil setelah mengadakan pembicaraan tidak langsung dengan Israel.

Hamas mengatakan pada hari Jumat (14/3/2025) bahwa delegasinya menerima usulan dari para mediator pada hari Kamis untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata, dan balasan kelompok tersebut “termasuk persetujuannya untuk membebaskan tentara Israel Edan Alexander, yang memegang kewarganegaraan Amerika, bersama dengan jenazah empat orang lainnya yang memegang kewarganegaraan ganda.”

Sebelumnya, pejabat Hamas Husam Badran mengatakan kelompok tersebut “bertekad melaksanakan perjanjian gencatan senjata dalam berbagai tahapannya, dan penyimpangan pendudukan dari apa yang disepakati akan membawa kita kembali ke titik nol.”

Menyusul pernyataan kelompok Palestina tersebut, Israel menuduh Hamas terlibat dalam “perang psikologis”.

"Meskipun Israel menerima kerangka kerja Witkoff, Hamas tetap teguh dalam penolakannya dan tidak bergeming sedikit pun," ujar kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, merujuk pada utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff, dan menuduh Hamas menggunakan "manipulasi dan perang psikologis."

Pada hari Selasa, seorang pejabat senior Hamas mengumumkan putaran baru perundingan tidak langsung melalui mediator telah dimulai di ibu kota Qatar, Doha.

Israel juga telah mengirim tim negosiator. Tahap pertama gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza berakhir pada tanggal 1 Maret, tanpa kesepakatan mengenai tahap selanjutnya.

Selama enam pekan tahap awal gencatan senjata, Hamas membebaskan 33 tawanan, termasuk delapan yang telah meninggal, sebagai ganti sekitar 1.800 tahanan Palestina, banyak yang ditahan di penjara Israel tanpa dakwaan.

Setelah perjanjian gencatan senjata berakhir tanpa kesepakatan baru, Israel dengan cepat menerapkan blokade total di wilayah Palestina yang terkepung, yang menyebabkan 2,3 juta orang berada di ambang kelaparan massal.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |