loading...
Aktor sekaligus mantan anggota DPR, Krisna Mukti, mengungkapkan kisah pahit yang ia alami setelah gagal kembali duduk di kursi legislatif pada Pemilu 2019. Foto/Instagram @krisna69.mukti
JAKARTA - Aktor sekaligus mantan anggota DPR, Krisna Mukti , mengungkapkan kisah pahit yang ia alami setelah gagal kembali duduk di kursi legislatif pada Pemilu 2019. Ambisinya untuk kembali terjun ke dunia politik membuatnya menghabiskan modal sebesar Rp10 miliar, namun hasilnya nihil.
Krisna Mukti dengan gamblang menceritakan keterpurukan finansial yang ia alami usai kegagalan tersebut. Ia mengaku mempertaruhkan seluruh tabungan dan aset pribadi demi bisa menang dalam pencalonan anggota dewan.
"Jujur, gue terpuruk, karena waktu gue mau mencalonkan yang kedua, 2019, gue pengen jadi lagi. Gue emosi kan, gitu loh. Ya gue akhirnya mempertaruhkan segala macam aset gue," kata Krisna dikutip dari YouTube Melaney Ricardo, Senin (14/4/2025).
"Tabungan gue dan segala macam untuk bisa menjabat lagi, dan ternyata, tidak jadi. Jujur gue keluar (uang) sekitar Rp10 miliar lebih lah, masih kecil. Yang lain ada Rp15 M ada yang Rp20 M, gitu loh," sambungnya.
Foto/Instagram @krisna69.mukti
Tak hanya mengalami kerugian finansial besar, artis kelahiran 5 Februari 1969 ini juga sempat berharap bisa kembali meniti karier di dunia hiburan. Sayangnya, harapan itu pupus akibat pandemi Covid-19 yang melanda tak lama setelah Pemilu.
"Kalau ngeliat hasil yang gue capai, yang udah gue dapat, dan itu lenyap begitu aja, nangis darah. Tapi gue waktu itu masih punya harapan, gue nggak jadi anggota dewan lagi nggak apa-apa, karena gue berharap gue masih bisa main sinetron, gue masih bisa nyanyi, jadi MC, dan sebagainya," jelasnya.
"Tapi lo tahu nggak apa yang terjadi? Covid. Karena kita tahu seniman kan, dilarang bekerja karena kita kerjaannya berhubungan sama orang lain terus. Kena mental gue, untung nggak gila," tambahnya.
Kini, di usia 56 tahun, Krisna harus memulai segalanya dari nol. Ia memilih untuk berjualan barang antik secara daring demi menyambung hidup dan melunasi berbagai tagihan yang masih menghantuinya sejak masa pencalonan.