Disiplin Fiskal dan Desakan Moneter

2 hours ago 32

loading...

Candra Fajri Ananda, Wakil Ketua Badan Supervisi OJK. Foto/Dok. SindoNews

Candra Fajri Ananda
Wakil Ketua Badan Supervisi OJK

SRI Mulyani Indrawati merupakan figur teknokrat yang memiliki dedikasi tinggi, integritas yang konsisten, serta pengakuan internasional yang luas. Selama pelaksanaan tugasnya, Sri Mulyani konsisten mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudence) dan disiplin dalam pengelolaan kebijakan fiskal. Penyusunan dan implementasi APBN selalu diarahkan untuk menjaga kesinambungan fiskal jangka panjang dengan menyeimbangkan aspek penerimaan, belanja, dan pembiayaan negara.

Konsistensi ini tampak pada kemampuannya menghadapi berbagai risiko global, seperti pandemi, fluktuasi harga komoditas, dan ketidakpastian geopolitik, sembari tetap menjaga stabilitas ekonomi domestik. Disiplin fiskal juga tercermin dari kepatuhan terhadap regulasi, terutama dalam memastikan defisit APBN kembali berada di bawah 3% dari PDB pasca kebijakan relaksasi fiskal akibat pandemi, yang sekaligus memperkuat kredibilitas fiskal dan memulihkan kepercayaan pasar.

Selain menjaga keseimbangan fiskal, Sri Mulyani juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas belanja negara agar lebih produktif dan berdaya guna. Belanja publik diarahkan pada sektor strategis seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan sekaligus menjaga kesejahteraan masyarakat. Pendekatan ini menegaskan bahwa disiplin fiskal tidak hanya sebatas pengendalian defisit dan inflasi, tetapi juga memastikan bahwa setiap pengeluaran APBN memberikan manfaat yang optimal bagi pembangunan nasional.

Dalam sejarah perekonomian Indonesia, peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terbukti sangat krusial terutama pada periode krisis, baik krisis keuangan global tahun 2008 maupun krisis akibat pandemi COVID-19. Pada kedua momentum tersebut, APBN difungsikan sebagai instrumen kebijakan fiskal yang bersifat counter-cyclical, yaitu menahan laju gejolak ekonomi melalui intervensi yang terukur. Kebijakan ini diwujudkan dalam bentuk stimulus fiskal, peningkatan belanja negara, serta dukungan terhadap sektor-sektor terdampak untuk menjaga stabilitas ekonomi sekaligus mengurangi tekanan terhadap masyarakat.

Pendekatan counter-cyclical yang dijalankan menunjukkan fleksibilitas dan adaptabilitas kebijakan fiskal dalam merespons dinamika eksternal yang penuh ketidakpastian. Pada krisis 2008, kebijakan fiskal mampu menahan dampak lanjutan dari guncangan global, sedangkan pada masa pandemi COVID-19, instrumen APBN digunakan secara ekstensif untuk mendukung sektor kesehatan, memberikan perlindungan sosial, serta menjaga kelangsungan dunia usaha. Hal ini membuktikan bahwa APBN bukan sekadar instrumen administrasi keuangan negara, tetapi juga berfungsi sebagai penyangga utama stabilitas makroekonomi nasional.

Berdasarkan pengalaman tersebut, dapat disimpulkan bahwa meskipun perekonomian Indonesia belum sepenuhnya pulih pasca krisis, langkah-langkah kebijakan yang ditempuh telah mampu mencegah terjadinya resesi yang lebih dalam. Indikator-indikator ekonomi menunjukkan adanya pemulihan yang bertahap, meskipun masih menyisakan tantangan dalam hal ketenagakerjaan, daya beli, serta ketahanan sektor tertentu. Artinya, meskipun krisis belum sepenuhnya berakhir, strategi fiskal yang prudent telah mengarahkan perekonomian Indonesia pada jalur pemulihan yang relatif stabil.

Dedikasi dan konsistensi dalam penerapan kebijakan fiskal merupakan faktor fundamental yang tidak hanya berperan dalam menjaga ketahanan ekonomi jangka pendek, tetapi juga menjadi penopang utama bagi keberlanjutan pembangunan nasional jangka panjang. Kebijakan fiskal yang disiplin, prudent, dan adaptif terhadap dinamika global mampu menciptakan stabilitas makroekonomi yang diperlukan untuk menjaga kepercayaan pasar, mengendalikan defisit, serta mengarahkan belanja negara pada sektor-sektor produktif.

Nahkoda Ekonomi Berganti
Pergantian kepemimpinan nasional membawa perubahan orientasi kebijakan pembangunan yang cukup signifikan. Presiden Prabowo memperkenalkan berbagai program dengan kebutuhan anggaran yang besar, menempatkan manusia sebagai pusat pembangunan, baik sebagai aktor maupun sebagai objek.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |