Dior Diserang Hacker! Nama, Kontak, dan Riwayat Belanja Para Sultan Bocor!

4 hours ago 25

loading...

Data pelanggan Dior yang dari kalangan menengah keatas bocor akibat serangan hacker. Foto: Reuters

JAKARTA - Rumah mode premium, The House of Dior, baru saja mengungkap terjadinya kebocoran data yang menimpa divisi Fashion dan Aksesorinya.

Dampaknya, informasi sensitif milik pelanggan dilaporkan berhasil diakses oleh pihak ketiga yang tidak berwenang. Meskipun kata sandi dan detail pembayaran diklaim aman dalam basis data terpisah, data yang terkompromi meliputi nama, detail kontak, dan riwayat pembelian.

Insiden keamanan siber ini dipastikan memengaruhi pelanggan di Korea Selatan dan China, di mana pemberitahuan resmi mengenai kebocoran data telah dikeluarkan.

Dior bergerak cepat dengan menggandeng para ahli keamanan siber untuk melakukan investigasi menyeluruh dan mengatasi insiden ini. Selain itu, Dior juga memberitahukan kejadian ini kepada pihak regulator sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sebagai langkah pencegahan, merek fashion mewah ini mengimbau para pelanggannya untuk tetap waspada terhadap upaya penipuan (phishing) atau praktik peniruan identitas (impersonation scams).

Menanggapi insiden ini, Abhishek Kumar Singh, Head of Security Engineering, Singapore, Check Point Software Technologies, menyampaikan pandangannya, terutama terkait implikasinya bagi konsumen di kawasan Asia Tenggara, termasuk Singapura.

“Menyusul kebocoran data Dior, konsumen di Singapura harus meningkatkan kewaspadaan. Para penjahat siber memanfaatkan insiden semacam ini untuk melancarkan kampanye phishing dan penipuan yang ditargetkan, menggunakan email palsu, SMS, atau pesan instan yang meniru merek-merek terpercaya. Serangan-serangan ini mendesak penerima untuk mengatur ulang kata sandi, mengonfirmasi pembelian palsu, atau mengklaim promosi eksklusif—memancing mereka untuk mengungkapkan informasi pribadi atau finansial.”

Singh menyoroti bahwa sektor ritel Singapura menjadi target utama serangan siber, dengan rata-rata 907 serangan siber per organisasi setiap minggunya selama enam bulan terakhir.

Dengan semakin luasnya permukaan serangan (attack surface), data yang berhasil dibobol digunakan sebagai senjata untuk melancarkan penipuan lanjutan.

Baca Juga: Hacker China dan Iran Manfaatkan Chatbot AI Google Gemini untuk Serangan Siber

Penipuan ini beragam, mulai dari pemberitahuan pengiriman palsu hingga situs phishing yang meniru platform e-commerce yang sah, semuanya dirancang untuk mencuri kredensial pengguna atau menyebarkan malware.

Merek-merek mewah seperti Dior, yang melayani para “sultan”, menjadi target yang sangat menarik bagi para penipu.

Para penjahat siber dapat menyebarkan promosi palsu, penjualan dengan waktu terbatas, atau kampanye loyalitas melalui media sosial, email, WhatsApp, atau Telegram untuk menipu pengguna agar berinteraksi dengan kontenberbahaya.

(dan)

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |