China Bergerak Menguasai Tambang di Seluruh Dunia Lawan Sanksi AS, Tertinggi Sejak 2013

3 hours ago 33

loading...

Perusahaan-perusahaan China membeli lebih banyak tambang di luar negeri daripada yang mereka lakukan dalam lebih dari satu dekade. Foto/Dok

JAKARTA - Perusahaan- perusahaan China membeli lebih banyak tambang di luar negeri daripada yang mereka lakukan dalam lebih dari satu dekade untuk mengamankan bahan baku penting karena negara-negara Barat membatasi investasi mereka. Dilaporkan Financial Times, pada tahun lalu tercatat ada 10 kesepakatan yang diteken dengan masing-masing bernilai lebih dari USD100 juta.

Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi sejak 2013, mengutip analisis data S&P dan Mergermarket. Beijing dilaporkan sedang berupaya mengamankan pasokan mineral penting, seiring perang dagang versus Barat yang semakin memanas.

"Kenaikan jumlah kesepakatan tambang, sebagian mencerminkan upaya China untuk mendahului iklim geopolitik yang memburuk, yang membuatnya semakin tidak diinginkan sebagai investor di negara-negara penting seperti Kanada dan AS,” mengutip analis dan investor.

Baca Juga: Putus Ketergantungan dengan China, AS Coba Bikin Magnet Tanah Jarang Sendiri

Kesepakatan besar yang dilakukan China dilaporkan mencakup tambang emas di Kazakhstan, Ghana, dan Pantai Gading. Lalu ada tambang tembaga di Zambia, tambang tembaga-emas di Brasil, dan kepemilikan 50% dalam proyek tanah jarang di Tanzania.

China adalah pemurni utama elemen tanah jarang, dimana bertanggung jawab atas 90% kapasitas pengolahan global, dan memiliki cadangan elemen kritis terbesar di dunia. Beijing telah menjadikan keamanan mineral sebagai prioritas strategis nasional.

Apa yang dilakukan China seiring dengan meningkatnya permintaan global untuk lithium, kobalt, dan nikel, saat energi bersih dan manufaktur teknologi tinggi terus tumbuh. Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Pembatasan Ekspor Mineral Langka China Jadi Pukulan Telak buat AS

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |