loading...
Zohran Mamdani akan segera dilantik sebagai wali kota New York City. Foto/aljazeera
NEW YORK - Kemenangan Zohran Kwame Mamdani sebagai wali kota Muslim pertama New York City menjadi momen bersejarah dalam dunia politik Amerika Serikat. Di tengah kota yang dikenal dengan keberagaman budaya, agama, dan etnis, terpilihnya seorang imigran muda keturunan India dan kelahiran Afrika ini menjadi simbol perubahan besar.
Ia tidak hanya merepresentasikan keberagaman New York, tetapi juga menggambarkan arah baru politik generasi muda yang lebih progresif, idealis, dan berani menantang status quo.
Sosok Mamdani menggambarkan pertemuan antara semangat keadilan sosial dan energi generasi milenial yang tumbuh dalam dunia global—dunia yang menuntut empati, keterbukaan, dan kebijakan yang berpihak pada rakyat biasa.
Latar Belakang Keluarga dan Masa Kecil
Zohran Kwame Mamdani lahir pada 18 Oktober 1991 di Kampala, Uganda. Ia berasal dari keluarga yang secara intelektual dan budaya sangat kuat.
Ayahnya, Mahmood Mamdani, adalah seorang akademisi ternama asal Uganda keturunan India yang dikenal di dunia internasional sebagai pakar politik dan sejarah Afrika.
Ibunya, Mira Nair, adalah sutradara film asal India yang mendunia melalui karya-karyanya seperti Monsoon Wedding, Salaam Bombay!, dan The Namesake.
Kombinasi antara pemikiran kritis sang ayah dan sensitivitas artistik sang ibu menjadikan Zohran tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan ide, diskusi, dan kesadaran sosial sejak dini.
Ketika Zohran berusia lima tahun, keluarganya pindah ke Cape Town, Afrika Selatan, karena pekerjaan ayahnya.
Di sana, ia mulai mengenal realitas ketimpangan sosial dan rasial yang masih kuat pasca-apartheid. Pengalaman masa kecil di Afrika Selatan ini menanamkan dalam dirinya kesadaran akan pentingnya kesetaraan dan perjuangan sosial.
Dua tahun kemudian, keluarganya pindah ke Amerika Serikat dan menetap di New York City, kota yang kelak menjadi panggung besar kehidupannya.
Perpindahan antar benua ini membentuk perspektif global dalam dirinya — ia memahami ketidakadilan sosial bukan masalah satu bangsa, tetapi persoalan universal yang menuntut keberanian untuk bertindak.
Pendidikan dan Pembentukan Karakter
Di New York, Zohran menempuh pendidikan di Bronx High School of Science, salah satu sekolah menengah ternama di kota itu.
Di sana, ia dikenal sebagai siswa cerdas, berani berpendapat, dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Salah satu inisiatif menarik yang pernah ia lakukan adalah membentuk tim kriket sekolah—olahraga yang jarang dimainkan di Amerika Serikat.
Langkah itu menunjukkan keinginannya memperkenalkan budaya global dan merayakan identitas imigran di lingkungan yang didominasi budaya Barat.
Setelah lulus, Zohran melanjutkan pendidikan tinggi di Bowdoin College di Maine dan meraih gelar sarjana dalam bidang Africana Studies pada tahun 2014.
Jurusan ini memperdalam pemahamannya tentang sejarah kolonialisme, gerakan pembebasan, serta hubungan ras dan kekuasaan di dunia modern.
Selama kuliah, ia aktif dalam organisasi mahasiswa, terutama dalam isu-isu keadilan sosial dan solidaritas internasional. Ia bahkan ikut mendirikan cabang Students for Justice in Palestine di kampusnya, yang memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina—suatu hal yang kelak menjadi bagian penting dari identitas politiknya.
Dari Rapper ke Aktivis Sosial
Sebelum terjun ke politik, Zohran memiliki sisi lain yang unik: ia seorang rapper. Ia menulis dan menyanyikan lagu-lagu hip-hop dengan nama panggung Young Cardamom atau Mr. Cardamom.
Musik baginya adalah medium ekspresi dan perlawanan. Salah satu lagunya yang cukup dikenal berjudul #1 Spice (2016), yang menggambarkan kehidupan muda diaspora di kota besar dengan sentuhan humor dan kritik sosial.
Dalam wawancaranya, Zohran mengatakan musik memberinya ruang untuk menyampaikan aspirasi dan keresahan terhadap ketidakadilan yang ia lihat di sekitarnya.
Namun, di balik sisi seniman itu, ia juga aktif dalam kegiatan sosial. Setelah lulus kuliah, Zohran bekerja sebagai konselor perumahan di Queens, membantu warga berpenghasilan rendah agar tidak kehilangan rumah mereka akibat penyitaan (foreclosure).
Dari pekerjaan ini, ia melihat langsung bagaimana sistem ekonomi dan perumahan di New York seringkali tidak berpihak kepada masyarakat kecil. Pengalaman tersebut menjadi titik balik yang mendorongnya terjun ke dunia politik.
Awal Karier Politik dan Ideologi
Zohran mulai aktif di dunia politik lokal sekitar tahun 2018. Ia terinspirasi oleh gerakan progresif yang muncul di Amerika Serikat, seperti kampanye Bernie Sanders dan kemenangan Alexandria Ocasio-Cortez di New York.
Keduanya menjadi simbol bahwa politik bisa diubah dari bawah oleh kaum muda dengan ide-ide segar.
















































