Biodata Andrew Cuomo, Calon Wali Kota New York City yang Didukung Trump tapi Kalah Lawan Mamdani

3 hours ago 22

loading...

Andrew Mark Cuomo kalah dalam pemilu wali kota New York City. Foto/anadolu

NEW YORK - Kekalahan Andrew Mark Cuomo saat melawan Zohran Kwame Mamdani dalam pemilihan wali kota New York City menjadi titik balik besar dalam sejarah politik Amerika.

Cuomo, yang selama bertahun-tahun dikenal sebagai salah satu tokoh paling kuat di Partai Demokrat dan mantan Gubernur New York tiga periode, harus mengakui kekalahan dari kandidat muda progresif keturunan Afrika-Asia yang membawa semangat baru politik kota tersebut.

Didukung secara terbuka oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Cuomo mencoba menampilkan citra moderat dan janji stabilitas, tetapi masyarakat New York memilih jalan perubahan yang diwakili Zohran Mamdani.

Kekalahan ini bukan hanya kekalahan pribadi, melainkan juga simbol pergeseran generasi dan arah politik di Amerika Serikat—dari politik elitis menuju politik berbasis keberagaman dan suara rakyat kecil.

1. Latar Belakang Kehidupan dan Keluarga

Andrew Mark Cuomo lahir pada 6 Desember 1957 di Queens, New York City. Ia berasal dari keluarga Italia-Amerika Katolik yang dikenal sangat berpengaruh di dunia politik.

Ayahnya, Mario Cuomo, adalah gubernur legendaris negara bagian New York yang menjabat selama tiga periode dari 1983 hingga 1994.

Ibunya, Matilda Raffa Cuomo, adalah aktivis sosial yang dikenal luas karena perjuangannya dalam bidang pendidikan anak dan kesejahteraan keluarga.

Lingkungan keluarga yang sarat dengan diskusi politik, intelektual, dan sosial membentuk kepribadian Cuomo sejak dini.

Cuomo tumbuh dengan pandangan bahwa politik bukan sekadar karier, tetapi sarana pengabdian publik.

Ia menyaksikan ayahnya berjuang menghadapi tekanan politik tanpa kehilangan integritas, dan dari situ ia belajar tentang pentingnya ketegasan, kecerdasan, serta keberanian dalam mengambil keputusan.

Dalam wawancara-wawancara masa mudanya, Cuomo sering menyebut ayahnya sebagai “guru terbesar” yang menanamkan nilai bahwa kekuasaan harus digunakan untuk melindungi masyarakat kecil, bukan memperkaya diri.

2. Pendidikan dan Awal Karier

Cuomo menyelesaikan pendidikan sarjana di Fordham University pada tahun 1979. Setelah itu, ia melanjutkan ke Albany Law School, tempat ia meraih gelar Juris Doctor pada tahun 1982.

Setelah lulus, ia bekerja sebagai asisten jaksa distrik di Manhattan, di mana ia terlibat dalam berbagai kasus pidana dan mulai memahami kompleksitas sistem hukum serta tantangan sosial di kota New York.

Namun, Cuomo tidak berhenti pada dunia hukum. Ia mendirikan organisasi Housing Enterprise for the Less Privileged (H.E.L.P.) pada tahun 1986.

Organisasi ini didirikan untuk menolong para tunawisma dan keluarga berpenghasilan rendah agar mendapatkan akses tempat tinggal yang layak.

Program H.E.L.P. sukses menarik perhatian publik dan media karena menunjukkan sisi empatik Cuomo terhadap persoalan sosial yang sering diabaikan pemerintah.

Dari sinilah citra Cuomo sebagai “pembela rakyat kecil” mulai terbentuk dan menjadi modal politik penting dalam perjalanan kariernya.

Read Entire Article
Budaya | Peduli Lingkungan| | |